makalah perkembangan peserta didik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Individu adalah pribadi yang utuh dan kompleks. Kekompleksan terrsebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Oleh karenanya, disamping individu harus memahami orang lain dan memahami kehidupan juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan, serta memahami pula bahwa ia adalah mahluk Tuhan. Sebagai mahluk psiko-fisis manusia memiliki kebutuhan-keburhan fisik dan psikologis, dan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi)dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosio psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya.
B. Rumusan masalah
Ada beberapa rumusan masalaha dalam menyelesaikan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang di butuhkan oleh remaja ?
2. Apa yang di butuh oleh individu atau pribadi seseorang?
3. Masalah yang dihadapi oleh remaja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahu kebutuhan remaja.
2. Untuk kebutuhan individu.
3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Remaja
1. Teori kebutuhan individu
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Ikebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam peribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu pebuatan untuk mencapai tujuan tertentu (suryabrata, 1971 & lifton, 1982). Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut Lifton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena keadaan psikologis yang mengalami gomncangan atau ketidak seimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebuthan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. kebuthan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah: makan, minum, bernafas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapa bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder pada umunya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari , seperrti misalanya kebutuhan untuk mengajar pengetahuan, kebutuhan untuki mengikuti pola hidup masyarakat, dan semacamnya. Dalam perkembanga kehidupan yang semakin kompleks, pemisahan jenis kebutuhan yang didorong oleh motif asli dan motif-motif yang lain semakin sukar dibedakan.
Dalam kehidupan sehari sering dikenal pula adanya kebutuhan pokok (primer);seperti pangan, sandang, dan papan, dan kebtuthan kedua (sekunder); seperti hiburan, alat transportasi, dan semacamnya. Kebutuhan pokok dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak dan harus segera dipenuhi, sedang kebutuhan kedua pemenuhannya dapat ditunda bilamana perlu dan dilihat pada skala prioritasnya. Kebutuhan sosial psikologis seoran gindividu terusd mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kondisi kehidupannya yang semakin luas dan kompleks.
Menurut teori Freud, sruktur kepribadian seseorang berunsur tiga komponen utama, yaitu: id, ego, dan superego. Ketiganya merrupakan faktor-faktor penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusia serta struktur pribadi. Teori psikonalisis Freud diawali dengan mengemukakan asumsi bahwa dorongan utama yang pada hakekatnya berada pada id, senantiasa akan muncul pada setiap perilakui. Id di kenal sebagai instink pribadi dan merupakan dorongan asli yang dibawa sejak lahir. Id merupakan sumber kekuatan instink pribadi yang bekerja atas dasar prinsip kenikmatan yang pada proses berikutnya akan memunculkan kebutuhan dan keinginan. Ego adalah komponen kepribadian yang praktis dan rasional; berdasarkan ego-nya manusia mencari kepuasan atau kenikmatan bardasarkan kenyataan (realita), berfungsi menghambat munculklnya dorongan asli (id) secara bebas dalam berbagai bentuk. Dengan demikian tugas ego adalah menyakaraskan (menyeimbangkan) pertentanga yang terjadi antara id dan tuntutan sosial. Superego mjerupakan bagian dari konsep diri, yang di dalamnya terkandung kata hati yang bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal.
Erikcson ( Buss, 1978 ) dalam menyelesaikan pertentangan antara dorongan pribadi dan tuntutan sosial mengajukan pandangan yang sekaligus merupakan revisi bagi teori Freud. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan pertentangan itu lebih bersifat sosial dan berorientasi kepada ego.dalam hal ini, erickson lebih melihat kepentingan sosial. Revisi Erickson ini dimaksud bahwa kebutuhan kebutuhan dalam perkembangan manusia perlu lebih dilihat dari sisi kepentingan sosial.
Rogers ( Buss, 1978 ) juga mengemukakan pendekatan tentang perkembangan pribadi individu. Dinyatakan bahwa seseorang individu pada hakekatnya mencoba mengekspresikan kemampuan, potensi dan bakatnya untuk mencapai tignkat perkembangan pribadi yang sempurna atau mapan. Rogers menyatakan dakam teorinya bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasi dir. Apabila pengaktualisasi diri itu daspat diwujudkan, maka hal itu merupakan pertanda bahwa individu telah mencapai tingkat pertumbuhan pribadi yang semakin luas lingkupnya dengan demikian manusia menjadi lebih bersikap sosial. Manusia dapat beraktualiasasi diri dengan baik apabila telah mampu memperluas atau mengembangkan konsep dirinya.
Menurut Maslow, manusia itu melakukan tindakan atau perbuatannya karena didorong untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar itu tersusun secara herarkis dari yang terendah ke kebutuhan yang tertinggi, yaitu dimulai dari kebutuhan jasmani, keamanan, cinta kasih, penghargaan sampai dengan kebutuhan aktualisasi diri. Ini berarti bahwa seseorang bukan merasa memerlukan perlindungan atau keamana sebelum dipenuhinya kebuthan jasmaniah seperti maka, minum, istiraha, udara segar, dan seks. Teapi 80 % kebutuhan jasmaniah ini terpenuhi, makan akan mumcula rasa kebutuhan keamanan dengan kekuatan sekitar 150 %. Begitu seharusnya menurut Maslow.
Lain halnya dengan Lewis (1993) menyatakan bahwa kegiatan manusia itu didorong oleh kebutuhan jasmaniah psikologis, ekonomi, sosial, politik, penghargaan, dan aktualisasi diri. Tampaknya mereka mengembangkan dua kebutuhan dasar manusia menurut Maslow ( kebutuhan keaman dan cinta kasih )ke dalam empat kebutuhan dasar yaitu psikolgois, ekonomi, social, dan politik.
Sejak bayi, kehidupan manusia kecil itu perilakunya didominasi oleh kebuthan-kebuthan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri. Kebutuhan ini disebut deficiency nedd yaitu kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup (suvival) pada kehidupan di tahun-tahun berikutnya. Kemudian muncul kebutuhan untuk mengembangkan diri, yang hal ini terjadi karena faktor lingkungan dan faktor belaja; seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki ( ditandai berkembangnnya “aku” manusia kecil), kebutuhan harga diri, kebutuhan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain. Kebutuhan tersebut oleh Murray (Lindgren, 1980) dinyatakan sebagai need for aflication atau dikenal sebagai n’ Aff dan i need for achievement sebagai n’ Ach. n’ Aff ini oleh Rogers dan Maslow (1954) dikenal sebagai self actualizing need. Kebutuhan untuk mengaktualisasi dir ditandai oleh berkembangnya kemampuan mengekpresi diri taitu menyatakan potensi yang dimilikinya menjadi lebih efektif dan kompeten
2. Kebuthan remaja, masalah, dan konsekuensinya
a. Kebutuhan remaja
Bebrapa jenis kebutuhan ramaja dapat disebutkan antara lain adalah:
a) Kebutuhan organik, seperti makan, minum, bernafas, seks;
b) Kebutuhan emosional, yaitu kebutihan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain, dikenala dengan n’Aff (need of aflication).
c) Kebutuhan berprestasi atau need of achieven ( yang dikenal dengan n’ Ach), yang berkembang karena didorong utnuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psiko-fisis;
d) Kebutuhan untuk mempertahankan dir dan mengmbangkan jenis.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hall (Liebert, dkk , 1974) memandangnya bahwa masa remaja ini sebagai masa storm and stress. Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berusaha menemukan jati dirinya (identitasnya). Usaha penemua jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekata, agar ia dapat mengaktualisasi secar baik. Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosio-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan prises pertumbuhan dan perkembangan sebelumnya. Seperti hanya pertumbuhan fisik yang ditandai denga muunculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju tingkat kematanga fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja masih mencakup kebuthan fisik dan kebutuhan sosial psikologis, namun pada masa remaja ini kebutuhan sosial psikologis lebih menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis) saling terkait. Oleh karena itu pembagian yang memisahkan kebutuhan atas dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara tegas. Sebagai contoh, “makan” adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja” makan bersama dengan orang tertentu” yang berlaku di dalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebuthan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebuthan fisik semata. Kebuthan tersebut dapat dikelolmpokkan kedalam kebutuhan ewmosional.
Disamping itu remaja membutuhkan pengakuan akan kemampuannya. Remaja butuh pengakuan bahwa ia (mereka) telah mampu berdiri sendiri, mampu melaksanak tugas seperti orang dewasa, dan dapat bertanggung jawab atas sikap dan perbutan yang dikerjakannya. Faktor non fisik, yang secar integratif tergabung di dalam faktor sosio-psikologis dijiwai tiga potensi dasar yang dimiliki manusia yaitu pikir, rasa, dan kehendak. Kegiatannya secara potensial mendorong munculnya berbagai kebutuhan. Remaja telah memahami berbagai aturan didalam kehidupan bermasyarakat, dan tentu saja ia(mereka) berupaya untuk mengikuti norma-norma itu.
Dalam kehidupan dunia modern, manusia tidak saja hanya berfikir tentang kebutuhan pokok, mereka telah lebih maju. Pemikirannya tela bercakrawala luas, oleh karen itu kebutuhan pukuknya sudah berkembang. Pendidikan dan hiburan, misalnya, telah menjadi kebutuhan hidupanya yang mendasak, bahkan telah masuk pada daftar kebutuhan pokok. Kini anda dapat mengamati lingkungan, bahwa peilaku ini tentu ada faktor yang mendorong dan mempengaruhinya. Dalam menghadapi masalah dan pengembang sosial psikologis, menjadi manusia berprestasi telah merupakan kebutuhan sosial yang membimbingnya untuk berhasil dan lebih kanjut untuk menjadi orang yang berprestasi dan berhasil.
b. Masalah dan konsekuensinya
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Upayah untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa tidak seemuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku yang besar, sedang dilain pihak harapa ditumpukan pada remaja muda untuk dapat eletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan perilaku.
b) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan ffisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hak ini disebakan karena perrtumbuhan tubuhnya diras kurang serasi. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau harga diri kurang.
c) Perkembangan pada fungsi seks pada masa ini dapa meimbulkan kebungunan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menetang norma. Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamain dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan. Bagi remaja laki-laki dan berperilaku “menentang norma” ndan bagi bramaja perempuan akan berpeilaku” mengurung diri” atau menjauhi pergaulan dengan senaya lain jenis.
d) Dalam memasuki kehiduoan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan kebanyakam akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional.
e) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendir untuk hidup mandiri secara social ekonomis, akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja. Mereka bukan saja haru menghadapi satu arah kehidupan, yaitu keagamaan norma dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, tetapi juga norma baru dalam kehidupan sebay remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.
f) Berbagai norma dan nilai yuan gberlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja; sedang dipihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini pera remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Menghadapi perbedaan norma ini merupakan kesulitan tersendiri bagi kehidupan remaja.
B. Pemenuhan Kebutuhan Remaja Dan Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena hal ini merupaka kebutuhan untuk mempertahankan kabutuhannya agar tetap survival. Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa dimasa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kiebutuhan fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan peribadi dan pengembangan psikososial seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang tua, ekolah dan lingkungan masyarakat kepada anak-anak dan para remaja. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani dan pentignnya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut faktor lain untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus cukup waspada dan secara dini menjelaskan dan memberikan pengerrtian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama perempuan) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Dalam pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, dimana pada saat itu ia (mereka) telah menyadari akan adanya norma agama, sosial, dan hukum, remaja melakukannya secara diam-diam melalui aktivitas onani masturbasi. Karena itu pendidikan seks di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan perhatian. Program bimbingan keluarga seperti bimbingan perkawinan, dan dilakukan ileh setiap organisasi ibu-ibu dan organisasi wanita pada umumnya.
Sekolah sekali-kali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuka memberikan ceramah atau penjelasan tentenag masalah-masalah remaja,khusunya seeksual. Dismaping itu kegiatan kelompok seperti olahraga, karang tarauna, wisata karya, dan sebagainya yang dibimibing dan diawasi oleh guru adalah merupakan kegiatan yang dapat digunakan untuk penyaluran dorongan kebutuhan eksual para siswa yang sehat.
Rabu, 04 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar