Pages

Tampilkan postingan dengan label makalah IAD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label makalah IAD. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Juli 2012

Penelitian IBD (Ilamu Budaya Dasar


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan tradisi yang senantiasa dipelihara dan dikembangkan sejak nenek moyang hingga sekarang. Tradisi sengaja diciptakan dan dipelihara terus dalam rangka memelihara keselarasan, ketentraman dan mempertahankan hidup. Tradisi merupakan bagian dari kebudayaan yang diciptakan manusia dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan identitas atau jati diri suatu kelompok masyarakat. Tradisi selalu dipertahankan agar tercipta harmoni atau keselarasan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
Masyarakat pra-sejarah atau dikenal juga dengan masyarakat belum mengenal tulisan, dalam mewariskan nilai kepada generasi penerusnya melalui lisan. Tradisi masyarakat yang disampaikan kepada generasi penerusnya melalui lisan dan tanpa dibukukan disebut foklore. Ada tiga jenis foklore yakni foklore lisan, setengah lisan dan non-lisan. Mitos, legenda,  dongeng, fabel, upacara tradisi; upacara sedekah laut, upacara sedekah gunung, upacara sedekah bumi termasuk jenis foklore setengah lisan. Foklore setengah lisan termasuk kategore cerita rakyat. Cerita rakyat ini disampaikan terus secara turun temurun kepada generasi penerusnya. Tujuan pewarisan tradisi lisan ini adalah agar generasi penerusnya mimiliki sikap menghargai dan menghormati nenek moyang dengan meneruskan dan mengembangkan tradisi ini sesuai dengan konteks zamannya.
Di wilayah Kabupaten Bojonegoro sampai saat ini terdapat beberapa foklore yang masih dipelihara dan dipertahankan oleh rakyat. Dan yang paling umum dibahas adalah budaya manganan atau sedekah bumi.
Sedekah Bumi bagi masyarakat Bojonegoro, adalah suatu tradisi tahunan yang selalu diselenggarakan, khususnya bagi warga Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Upacara sedekah bumi bagi warga Dukuh Kedungrejo disebut juga dengan upacara Manganan. Kedua istilah ini tidak memiliki subtansi perbedaan, yang ada adalah hanya istilah penyebutan. Tradisi upacara sedekah bumi atau Manganan. memiliki subtansi yang sama yaitu suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan memberi sedekah makanan atau hasil pertanian, memanjatkan doa kepada Tuhan atas keberkahan yang telah dilimpahkan kepada seluruh penduduk desa. 
Ada kepercayaan bahwa apabila upacara Manganan. tidak dilaksanakan maka akan datang bencana bagi rakyat. Dari tahun ke tahun upacara Manganan senantiasa dipegang kelestariannya. Dan tidak berubah penyajiannya.
Upacara sedekah bumi merupakan salah satu bentuk foklore lisan yang sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Penyelenggaraan upacara sedekah bumi mendapat apresiasi dari warga masyarakat, sehingga masyarakat akan antusias dan aktif terlibat dalam kegiatan ini.

  1. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut
1.       Bagaimanakah prosesi upacara manganan yang diselenggarakan oleh  masyarakat Dusun Kedung Rejo Desa Ngumpakdalem Kabupaten  Bojonegoro?.
2.       Apa saja nilai-nilai dalam upacara manganan di Dusun Kedung Rejo Desa Ngumpakdalem yang dapat diwariskan kepada generasi penerus ?

  1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami pelaksanaan upacara tradisi sedekah bumi dan adakah nilai-nilai yang dapat diwariskan kepada generasi penerus.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam :
1.      Prosesi upacara manganan di Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kabupaten  Bojonegoro.
3.       Nilai-nilai dalam upacara manganan di Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kabupaten  Bojonegoro yang dapat diwariskan kepada generasi penerus.






  1. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi  masyarakat luas pada umumnya, khususnya para peneleti yang mendalami berbagai tradisi yang berkembang dalam masyarakat.
Di samping itu setelah mengetahui pelaksanan unpacara sedekah bumi dan tradisi yang ada dalam masyarakat tersebut diharapkan generasi penerus dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam upacara sedekah bumi.

























BAB II
PEMBAHASAN

  1. Latar Belakang Sejarah Sedekah Bumi
Masyarakat jawa memang terkenal dengan beragam jenis tradisi budaya yang di ada di dalamnya. Baik tradisi kultural yang bersifat harian, bulanan hingga yang bersifat tahunan, semuanya ada dalam tradisi budaya jawa tanpa terkecuali. Dari beragam macamnya tradisi yang ada di masyarakat jawa, hingga sangat sulit untuk mendeteksi serta menjelaskan secara rinci terkait dengan jumlah tradisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat jawa tersebut. Salah satu tradisi masyarakat jawa yang hingga sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi masyarakat jawa pada setiap tahunnya adalah sedekah bumi.
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak famili mereka dari mengais rejeki dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Di Bojonegoro hampir semua desa memiliki tradisi sedekah bumi tapi di setiap desa memiliki keunikan tersendiri.

  1. Prosesi Sedekah Bumi di Dukuh Kedungrejo
Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem merupakan daerah pedesaan yang berada di kawasan selatan kota Bojonegoro. Pedukuhan yang dikelilingi sawah yang luas ini selalu rutin menggelar sedekah bumi atau manganan di setiap tahunnya.  
Awal mula diadakannya sedekah bumi setiap tahun ini, tidak ada yang tahu pasti kapan budaya syukuran atau bersih desa ini dimulai.yang pasti jika masyarakat ditanya mengenai sejarahnya mereka kan menjawab sejak zaman nenek moyang sebelum Islam masuk di Indonesia. Pada massa itu mayoritas mereka masih beragama Hindu atau Budha itulah yang menyebabkan adanya kesamaan budaya manganan dengan ajaran agama Hindu dan Budha.
Sejak zaman nenek moyangnya warga masyarakat Dusun  Kedungrejo selalu menggelar sedekah bumi di dua tempat yang dikeramatkan. Pertama adalah bekas sumur tua yang sekarang sudah tidak terlihat lagi karena kabarnya sumur tersebut runtuh dan terkubur dengan sendirinya. Kedua adalah di persawahan pinggir desa tepatnya dibawah pohon Beringin yang sangat bersar dan rindang.
Urutan kegiatan sedekah bumi di Dusun Kedungrejo meliputi sebagai berikut:
  1. Kepala Desa melakukan rapat dengan masyarakat membahas agenda pembentukan panitia Manganan.
  2. Seminggu sebelum acara inti panitia sudah memulai untuk penggalangan dana, namun sekarang ini tidak semua warga bersedia membayar iuran. Maka dari pemerintah desa memberikan solusi memotong jumlah pembagian beras bulog bersubsidi dari pemerintah.
  3. Pada hari pelaksanaan, tepatnya Hari Jum’at Legi. Pagi-pagi di setiap rumah mengadakan tumpengan mengundang semua tetangga secara bergantian.
  4. Setelah Solat Jum’at acara selanjutnya adalah tumpengan di lapangan yang dulunya adalah sumur tua namun kini sumur itu sudah tidak terlihat lagi. Tumpeng ini nasi, lauk-pauk, buah-buahan, dan beberapa kue wajib yang harus ada, contohnya adalah kue apem.
  5. Pada hari yang sama siang hari setelah solat Jum’at di areal persawahan di pinggir tanah desa digelar pementasan seni Tayub.
  6. Pada malam harinya pentas Tayub kembali digelar ditempat yang sama.
  7. Pada akhir acara manganan ini, pemerintah desa memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan.

  1. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Pelaksanaan Manganan
Secara umum nilai yang terkandung dari pelaksanaan sedekah bumi Dusun Kedungrejo ini meliputi sebagaimana berikut :
  1. Jika ditinjau dari antropologi, upacara khormat bumi masyarakat Dusun Kedungrejo menunjukkan adanya keinginan masyarakat untuk membuat citra positif terhadap tokoh pendiri desa sebagai tokoh kharismatik dan sakti. Pencitraan itu merupakan tindakan wajar agar masyarakat desa itu tetap menghormati dan mengingat jasa-jasa, serta mentauladani sikap dan tindakan dari pendiri Dusun Kedungrejo. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Kedungrejo dalam perspektif teori antropologi menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Kedungrejo merupakan masyarakat petani (Koentjaraningrat, 1990 : 140-141). Pada dasarnya budaya masyarakat petani merupakan budaya folk, dan budaya ini berbeda dengan budaya masyarakat kota yang dipandang lebih besar. Oleh karena itu Robert Redfiled (dalam Kontjaraningrat, 1990 : 142-143) cenderung menyebut kebudayaan masyarakat desa sebagai tradisi kecil (little tradition). sedangkan masyarakat perkotaan yang berada di dekat pusat kerajaan disebut kebudayaan besar (great tradition).
  2. Selanjutnya nilai yang terdapat dari pelaksanaan sedekah bumi ini adalah nilai cinta pada alam sekitar sebagai bukti rasa cinta masyarakat pada Tuhannya.
  3. Nilai kebersamaan di masyarakat Kedungrejo sangat tinggi, ini dikarenakan dalam acara Menganan mereka semua berkumpul dan semuanya itulah yang menguatkan ikatan keakraban di antara Masyarakat Dusun Kedungrejo.
  4. Upacara khormat bumi yang dilaksanakan masyarakat Dusun Kedungrejo mengandung nilai-nilai paedagogis bagi generasi penerus perlu diteladani, dan dikembangkan pada saat ini. Sebagai generasi penerus, perlu dibekali dengan sikap keteladanan yang telah dicontohkan generasi pendahulu. Dengan demikian, ketika masyarakat melaksanakan upacara Manganan generasi penerus diajak serta untuk mengamati, menghayati dan diharapkan akan memiliki beberapa sikap sebagai berikut:
a.       Gotong royong. Sikap gotong royong ditunjukkan oleh perangkat desa dan warga desa dalam mempersiapkan pelaksanaan upacara khormat bumi. Selama bekerja, mereka tidak dibayar, tetapi tetap menunjukkan sikap ihlas tidak jengkel ataupun marah. Mereka menunjukkan sikap rela tanpa pamrih dan memancarkan raut kegembiraan dalam mempersipakan upacara khormat bumi.
b.      Demokratis. Sikap musyawarah ditunjukkan baik kepala desa beserta dengan perangkat desa, tokoh masyarakat maupun warga masyarakat dalam mempersiapkan pelaksanaan upacara khormat bumi. Semua acara disusun berdasar azas mufakat, baik ketika menentukan waktu, tokoh yang perlu diundang, hiburan apa yang perlu bahkan sampai kepada mubaligh yang mengisi pengajian.
c.       Ketuhanan. Sikap pasrah kepada penguasa alam dan hormat kepada leluhur merupakan salah satu karakter masyarakat pedesaan yang mayoritas hidup sebagai petani, sikap itu bahkan sudah melekat dan menjadi budaya Jawa. Kearifan budaya Jawa melalui ungkapan, pertama, eling sangkan paraning dumadi, maksudnya adalah kesadaran orang Jawa yang selalu berhati-hati dalam bertindak dan bertutur sapa dan selalu ingat terhadap asal-usul manusia yang berasal dari tanah dan mengingat kemana atau tujuan akhir hidup manusia, yaitu harus mempertanggungjawabkan segala amal ibadahnya di hadapan Allah SWT.  Kedua, mikul dhuwur mendem jero, para lelulur yang sudah mendarmabaktikan pada generasi penerus berupa perjuangan membuka hutan untuk dijadikan pemukiman dan kini sudah menjadi desa, maka wajar apabila generasi sekarang memiliki kesadaran sejarah menghormati para pejuang desa dengan memohonkan ampunan kepada Tuhan atas segala dosa dan kesalahan dan semoga mereka semua mendapatkan balasan sesuai dengan darmabaktinya. Ketiga, ngunduh wohing pakerti, masyarakat menyadari apabila berbuat baik tentu mereka sendiri yang akan mengambil hikmahnya, begitu pula apabila berbuat tidak baik mereka sendiri pula yang akan menanggung akibatnya. Keempat, rawe-rawe rantas malang-malang putung, dalam mendirikan desa, tentu para leluhur menemui banyak hambatan dan rintangan, dengan semangat pantang menyerah, maka para leluhur berhasil mewujudkan impiannya menciptakan suatu pemukiman yang aman, tenteram dan sejahtera. Kelima, rukun agawe santoso, untuk mencapai tujuan hidup bersama, maka diperlukan kerukunan, persatuan dan kesatuan sehingga akan tercipta desa yang sejahtera.













BAB III
PENUTUP
  1. Kasimpulan
Hasil penelitian tentang  upacara Manganan di Dusun Kedungrejo Desa Ngumpak Dalem Kecamatan Dander Bojonegoro bermanfaat sebagai sarana untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisi yang ada dalam masyarakat, di samping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendorong generasi penerus agar tetap mengambil nilai-nilai yang ada di dalamnya. Hal ini ditunjukkan dengan rumusan masalah sebagai berikut  : (1) Prosesi upacara manganan yang dilaksanakan masyarakat  Desa Sukoharjo  bertempat di bawah pohon Beringin merupakan tradisi yang berlangsung turun temurun. Tujuan diselengarakan upacara khormat bumi adalah agar Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, selalu memberi kemakmuran, kesejahteraan, ketetraman dan dijauhkan dari segala malapetaka, (2) Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara khormat bumi dapat dijadikan sebagai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh generasi penerusi, yaitu sikap gotong royong, demokratis, kearifan budaya Jawa yang terdiri eling sangkan paraning dumadi, mikul dhuwur mendem jero, rukun agawe santoso.
















Bukti-Bukti Fisik Penelitian Budaya Manganan Di Dusun Kedungrejo
Tumpengan yang diadakan di bekas sumur tua
Nasi uduk dengan lauk ayam utuh adalah menu wajib yang harus ada
Peralatan Gamelan yang akan digunakan untuk Pagelaran Tayub pada malam harinya.


Pohon Beringin ini dipercaya sebagai tempat peristirahatan Danyang Dusun Kedungrejo













Pementasan hiburan Tayub di siang hari.

Rabu, 25 Januari 2012

makalah perkembangan peserta didik, ASPEK - ASPEK PERKEMBANGAN PERILAKU DAN PRIBADI

ASPEK - ASPEK PERKEMBANGAN
PERILAKU DAN PRIBADI



 OLEH :
1.Mohammad Ayyub Khant ( 10110131 )
2. Agung Budiono ( 10110084 )

  
   I K I P  P G R I  B O J O N E G O R O
2011


KATA PENGANTAR

Pertama kami panjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah - Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan lancar dan baik.
Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini dapat tersusun dengan baik karena tidak lepas dari bantuan semua pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1.    Bapak Drs. H. Budi Irawanto, M. Pd. Selaku Rektor IKIP PGRI Bojonegoro Jawa Timur
2.    Bapak Nurul Adib AF, S. Pd, M. Pd. Selaku Dosen Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
3.    Kepada teman - teman yang telah memberikan motivasi, bantuan baik langsung maupun tidak langsung sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini sampai selesai.
Sehubungan dengan adanya bantuan tersebut, kami berdoa semoga amal perbuatannya diterima Allah SWT dan dijadikan amal sholeh.
    Walaupun makalah ini telah diselesaikan dengan baik, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharap adanya kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.






                                     Blora, 3 Oktober 2011

ii
BAB II  KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik
    A. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.

1.    Perkembangan Sistem Syaraf. Sistem saraf otak merupakan sistem pusat dan komunikasi bagi tubuh manusia. Sistem syaraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, serta syaraf - syaraf ferifer. Melalui pembedaan dan penyatuan, sel akan berkembang dan membesar ,dilapisi jaringan lemak berwarna putih yang disebut myline yang memiliki fungsi untuk meningkatkan efektifitas transmisi rangsang syaraf dan juga sekaligus sebagai insulator terhadap rangsangan syaraf yang salah.
Cerebral Cortex adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol respon gerak yang disadari serta diperlukan untuk penguasaan bahasa ,berpikir abstrak dan semua proses kogntif. Perkembangan ini hampir sempurna pada saat anak berusia 4 tahun.
Cerebblum merupakan bagian otak yang berkembang paling akhir dan berfungsi dalam control temporal ( timing ), pengaturan gerak, terampil yang disadari serta untuk mempertahankan keseimbngan tubuh. Fungsi ini disempurnakan oleh vestibular lainnya, dimana informasi datang akan di transmit ke berbagai otot yang bertanggung jawab untuk mempertahankan keseimbangan.

2.    Perkembangan Tulang dan Berat Badan. Tulang memiliki fungi pada tubuh sebagai penyokong berat badan serta menyiapkan sistem gerak dan tuas untuk melakukan gerakan. Pada orang dewasa ada 206 tulang yang sangat kuat yang dikembangkan dari tulang lunak sampai menjadi mudah retak pada usia anak – anak dan remaja.
Percepatan dan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sejak usia 9 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dari pada anak laki laki yang berusia 12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini anak laki –laki akan mulai lebihtumbuhlebih tinggi daripada anak perempuan.



2
3.    PerkembanganOtot
Ada tiga jenis otot yaitu otot halus, jantung, dan rangka. Jaringan otot halus membangun bagian otot dari organ - organ internal dan berfungsi secara otomatis, otot jantung berfungsi tanpa sadar dibawah kendali otak. Sedangkan Otot rangka merupakan organ yang dapat berkontraksi secara sadar berdasarkan rangsangan dari otak - otak melalui syaraf - syaraf gerak yang mempengaruhi otot. Peningkatan ukuran otot secara normal oleh latihan dan obat - obatan disebut hipertrofi. Berat otot meningkat rata - rata 40 kali dari saat dilahirkan sampai usia dewasa Ini berarti bahwa anak usia 12 tahun memiliki jumlah rata - rata jaringan otot 2 kali lipat dari anak usia 6tahun.
B. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak - anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan  - ketrampilan motorik, anak - anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak -  anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar  maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
-        Mampu melompat dan menari
-        Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
-        Dapat menghitung jari - jarinya
-        Mendengar dan mengulang hal - hal penting dan mampu bercerita
-        Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
-        Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
-        Mampu membedakan besar dan kecil.


3
b). Anak Usia 6 Tahun
-        Ketangkasan meningkat
-        Melompat tali
-        Bermain sepeda
-        Mengetahui kanan dan kiri
-        Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
-        Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar.
c). Anak Usia 7 Tahun
-        Mulai membaca dengan lancar
-        Cemas terhadap kegagalan
-        Peningkatan minat pada bidang spiritual
-        Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
-        Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
-        Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
-        Ketrampilan lebih individual
-        Ingin terlibat dalam sesuatu
-        Menyukai kelompok dan mode
-        Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 Tahun – Seterusnya
-        Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh  yang berhubungan
                     dengan pubertas mulai tampak
4
-        Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian dll
-        Adanya keinginan anak untuk menyenangkan dan membantu orang lain
-        Mulai tertarik dengan lawan jenis.

2.2 Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
A. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa di tingkat pemula ( bayi) dapat dianggap semacam persiapan berbicara.
a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak dinyatakannya.
c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara - suara ) yang banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan saja.
d. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.
Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat - alat bicaranya belum sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik.
Ditingkat pemula ( bayi ) tidak ada perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang tuli dengan anak yang biasa. Anak tuli juga menyatakan perasaan tak senang dengan cara menangis. sedangkan rasa senangnya dinyatakan dengan berbagai macam suara raban, tetapi tingkat perkembangan bahasa yang selanjutnya tidak dialami olehnya. Ia tidak mampu mengulangi suara-suara rabannya dan suara orang lain. Jika ia nanti sudah besar, ia akan menjadi bisu.


5
Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:
1.    Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan kawan - kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah - 3 tahun.
2.    Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3.    Pergaulan sosial dengan orang lain.
4.    Menyatakan pendapat dan ide - idenya.
Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
1.    Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti “ibu” dan lainnya.
2.    Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa dimana mulai timbul suatu dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya bisa satu kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna.
3.    Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri.
4.    Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih panjang dan sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan, sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna.


6
B. Perkembangan Perilaku Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur - angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif.
Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak - anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit.
Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi - operasi, yaitu :
1.    Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan -hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
2.    Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-   akibatdalam suatu keadaan.
3.    Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang  ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu :
1.    Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
7
2.    Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
3.    Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
4.    Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.

Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.
b. Perkembangan Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.





8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                         i
KATA PENGANTAR                                    ii
DAFTAR ISI                                                            iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
1.1    Latar Belakang…………………………………………………………………1
1.2    Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
1.3    Tujuan Penulisan……………………………………………………………….1
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………………2
    2.1    Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik……………………………...2
    2.2    Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif…………………………………5
   
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………….9
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….10
    4.1 Kesimpulan
    4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..11






iii
BAB I  PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisasi tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis. Karena setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lain saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit - sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

1.2     Rumusan Masalah
- Apakah tanda - tanda atau hal yang mempengaruhi perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa?
- Bagaimanakah perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa?

1.3     Tujuan Penulisan

-    Untuk mengetahui hal - hal yang mempengaruhi perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa.
-    Ingin mengetahui perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa.




1
BAB III  PEMBAHASAN

3.1 Apakah tanda - tanda atau hal  yang mempengaruhi perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa?
- Perkembangan Fisik dapat ditandai dengan perubahan yang terjadi pada Sistem Saraf, Perkembang Tulang dan Berat Badan Serta Perkembangan Otot.
- Perkembangan Bahasa dipengaruhi oleh motif :
1.    Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan kawan - kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah - 3 tahun.
2.    Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3.    Pergaulan sosial dengan orang lain.
4.    Menyatakan pendapat dan ide - idenya.
- Perkembangan Perilaku Psikomotorik dapat dilakukan dengan cara terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
- Perkembangan Kognitif ditandai oleh berbagai macam hal, diantaranya adalah Perkembangan Memori, Perkembangan Pemikiran Kritis, Perkembangan Kreatifitas dan Bahasa.
3.2 Bagaimanakah perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa?
Perkembangannya berbeda - beda, tergantung dari sifat individu itu sendiri serta pengaruh lingkungannya. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor - faktor tertentu sehingga menjadikan invidu tersebut memiliki tanda - tanda atau bahkan kemampuan yang berbeda dari individu lainnya.




9

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
    Perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa berbeda - beda. Itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sifat dan pengaruh lingkungan individu itu sendiri. Selain itu dapat ditandai dengan beberapa hal, misalnya perkembangan fisik ditandai dengan perubahan yang terjadi pada Sistem Saraf, Perkembang Tulang dan Berat Badan Serta Perkembangan Otot. Menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, Perkembangan Bahasa seorang anak dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk. Sedangakan Perkembangan Perilaku Psikomotorik dapat dilakukan dengan cara terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Begitu juga dengan Perkembangan Kognitif bias ditandai dengan berbagai macam hal, diantaranya adalah Perkembangan Memori, Perkembangan Pemikiran Kritis, Perkembangan Kreatifitas dan Bahasa.

4.2 Saran
Untuk menunjang perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada anak perlu diadakannya pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah. Makanan yang bergizi juga tidak kalah pentingnya bagi pertumbuhan dan perkembangan sang anak. Sehingga kelak mereka bisa menjadi orang yang berguna di lingkungannya. 






10
DAFTAR PUSTAKA

1.Terkini, Informasi. 2010. Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Dan Motorik, ( online ),
(http://sepriblog.blogspot.com/2010/02/pertumbuhan-dan-perkembangan-fisik-dan.html),   diakses 05 pebruari 2010.
2.Ismail, Bustamam. 2009. Perkembangan Aspek Fisik, Motorik, Kognitif, Bahasa, Moral,
Sosial, Emosi dan Agama Dari Bayi Hingga Anak - Anak, ( online ), (http://hbis.wordpress.com/2009/10/24/perkembangan-aspek-fisik-motorik-kognitif-bahasa-moral-sosial-emosi-dan-agama-dari-bayi-hingga-kanak-kanak/), diakses 24 Oktober 2009.
















11

Rabu, 18 Januari 2012

Manusia dan Lingkungan Hidup

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

B.      Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap mahasiswa tentang bagaimana:

1.        Memahami  pengertian manusia

2.        Mengetahui kondisi lingkungan yang kondusif  bagi manusia

3.        Memberikan gambaran hubungan manusia dengan lingkungannya

4.        Mencegah dampak-dampak negatif dari pengaruh manusia pada lingkungannya

5.        Menganalisis sumber daya alam terkait sebagai kebutuhan manusia dan mengklarifikasinnya.

C.      Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah manusia dan lingkungan ini tim penulis menggunakan metode kajian pustaka dengan menggunakan media pustaka dan berbagai sumber media elektronik yang dewasa ini berkembang dengan pesatnya.

                                                                                                                                                                              BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Manusia dan Lingkungan

1.        Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu  menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

2.        Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain dari lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. (http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/lingkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-linkungan-dan-pelestarian-.htm)
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada disekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada disekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia)

B.      Korelasi Antara Manusia dengan Lingkungan

1.        Pengertian Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi berarti ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi, misalnya:

a)       Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya.

b)       Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.

c)       Ekologi ialah biologi lingkungan.

Bertolak dari definisi ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya maka ekologi dapat juga diartikan sebagai imu yang membahas hubungan manusia dan lingkungannya dipandang dari kepentingan dan kebutuhan  manusia terhadap lingkungan itu sendiri.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antara makhluk hidup dengan benda tidak hidup di tempat hidup atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan bahwa ekologi mencoba memperkirakan dan menggambarkan sebagian besar rantai makanan manusia.
Para ahli ekologi mempelajari perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu kepada makhluk hidup yang lain dalam lingkungannya serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Serta perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, sedangkan ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi)

2.        Lingkungan Hidup Manusia

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai “kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.
(http://www.facebook.com/grup/smasyamtala/note/peranan-manusia-dalam-lingkungan-hidup)
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten yakni, suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah, udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, Sedangkan komponen biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, pengurai.

C.      Pengaruh Manusia Pada Alam Lingkungan Hidupnya

Manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya maupun komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan berfikir dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1.      Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan  Sumber Daya Alam makin menciut (depletion);
2.      Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3.      Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4.      Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan longsor;
5.      Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri;
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:
  1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
  2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
  3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
  4. Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
  5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.
(http://www.facebook.com/grup/smasyamtala/note/peranan-manusia-dalam-lingkungan-hidup)

D.      Sumber Alam

Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian yakni:
Sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuhan-tumbuhan.
Sumber alam yang tidak diperbaharui (nonrenewable resources) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah, misalkan tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaharui. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat memperbaharui dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut.
Sumber alam biotik dapat  terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut, dan diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, jika suatu jenis spesies di bumi musnah, maka jenis tersebut tidak dapat muncul kembali. Seharusnya manusia menggunakan dengan baik sumber daya biotik dan abiotik secara tepat dan bertanggung jawab.
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organisme lainnya, terutama dalam penggunaan sumber-sumber alamnya.
Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainya.
Namun sesuai dengan kondisi lingkungan saat ini manusia susah seharusnya melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud disini bukanlah transformasi yang diartikan sebagai perubahan seluruhnya (dari teknologi, sosial budaya dan ekonomi). Perubahan disini lebih kepada perubahan hidup berperilaku, kebiasaan dalam hidup yang menunjang pada penyelamatan lingkungan, perilaku hidup manusia.
Masih banyak masyarakat kita yang memiliki kebiasaan yang tidak ramah lingkungan, seperti pengrusakan lingkungan demi keuntungan semata. Seharusnya manusia berhati-hati dalam mengolah tanah, air, udara mahluk mahluk yang ada di dunia ini. Khususnya pada lingkungan, manusia telah begitu banyak menimbulkan kerusakan pada bumi ini. Limbah, kotoran, sampah dibuang begitu saja tanpa mengindahkan lingkungandan mahluk lain. Responnya dari lingkungan dapat kita lihat seperti menyebabkan penyakit, bahkan menjadi bencana alam.
(http://kharistya.wordpress.com/2006/10/06/menyiapkan-perubahan-sikap-manusia-terhadap-lingkungan/)

                                                                                                                                                                           BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan datang.

B.      Saran

Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.