Pages

Jumat, 07 Oktober 2011

Makalah Bahasa Karakteristik Huruf Dalam Bahasa Arab

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
Kebutuhan dunia pendidikan akan guru yang professional mengharuskan para guru untuk menguasai berbagai bahasa tidak hanya bahasa mandarin dan Inggris saja tetapi juga bahasa Arab. Sebagai mahasiswa keguruan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia kita dituntut untuk mengetahui dan menguasai bahasa Arab. Oleh sebab itu disemester ganjil ini ada mata kuliah bahasa Arab. Semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui lebih banyak tentang bahasa arab terutama dari karakteristik hurufnya.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini ada beberapa hal yang ingin kami ketahui diantaranya:
1. Apakah Bahasa Arab Itu?
2. Bagaimanakah Karakteristik Bahasa Arab?
3. Apakah Aspek-Aspek Yang Nanti Kita Pelajari Dalam Bahasa Arab?
4. Bagaimanakah Karakteristik Huruf dalam Bahasa Arab?



1.3. Tujuan Penulisan
Setelah memperhatikan latar belakang penulisan dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah kami adalah:
1. Mengetahui tentang karakteristik dalam bahsa arab.
2. Mengenal karakteristik huruf arab.
3. Mangetahui aspek-aspek dalam bahasa arab.














BAB II
ISI

2.1. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas عربي ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang[1] sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4.[4] Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
2.2. Karakteristik Bahasa Arab
Secara etimologi, karakteristik berasal dari akar kata bahasa Inggris yaitu character yang berarti watak, sifat, cirri Kata characteristic berarti sifat yang khas atau ciri khas sesuatu. Achmad Maulana mengartikan karakteristik dengan ciri khas, bentuk-bentuk watak dan tabiat individu, corak tingkah laku atau tanda khusus. Dalam istilah bahasa Arab, kata karakteristik dikenal dengan خصائص sebagai bentuk jamak dari خصوصيـة yang diartikan dengan kekhususan atau keistimewaan. Maka dapat dikatakan bahwa karakteristik bahasa Arab adalah bentuk watak dan ciri khas atau tanda-tanda khusus yang dimiliki bahasa Arab.
Pengetahuan tentang karakteristik bahasa Arab merupakan tuntutan yang harus dipahami oleh para pengajar bahasa Arab, karena pemahaman akan diskursus ini akan memudahkan mereka yang berkecimpung pada bidang pendidikan dan pengajaran bahasa Arab dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Tetapi perlu diperhatikan bahwa karakteristik bahasa Arab tidaklah identik dengan kesulitannya, karena dengan memiliki pengetahuan serta pemahaman tentang karakteristiknya, setidaknya akan tersingkap kelebihan-kelebihan yang ada pada tubuh bahasa Arab, dan menjadi aspek kemudahan yang menjadi pintu untuk membuka jalan bagi mereka yang ingin mempelajari dan mendalaminya.
Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik dan universal. Dikatakan unik karena bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya, sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya. Karakteristik universalitas bahasa Arab antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bahasa Arab memiliki gaya bahasa yang beragam, yang meliputi, 1) ragam sosial atau sosiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan stratifikasi sosial ekonomi penuturnya; 2) ragam geografis, ragam bahasa yang menunjukan letak geografis penutur antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga melahirkan dialek yang beragam; 3) ragam idiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan integritas kepribadian setiap individu masyarakat (لهجة فردية).
2. Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan atau pun tulisan. Menurut Bloomfield bahasa lisan merupakan hakekat adanya suatu bahasa. Realitas ini dapat dipahami karena adanya bentang sejarah peradaban manusia terlihat jelas mereka pada umumnya berbahasa lisan meskipun diantara mereka tidak dapat menulis dan tidak mengenal lambang tulisan. Bahasa lisan sebagai system verbal lebih banyak dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi antara satu dengan lainnya antar anggota masyarakat di lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar penyampaian pesan lebih cepat dipahami maknanya oleh masyarakat sasaran.
2.2.1. Karakteristik Sistematika Bahasa Arab
Bahasa Arab memiliki system, aturan dan perangkat yang khas, diantaranya :
1. Sistemik, bahasa yang memiliki system standard yang terdiri dari sejumlah sub-sub system (sub system tata bunyi, tata kata, kalimat, syntax, gramatikal, wacana dll.).
2. Sistematis, artinya bahasa Arab juga memiliki aturan-aturan khusus, dimana masing-masing komponen sub system bahasa bekerja secara sinergis dan sesuai dengan fungsinya.
3. Komplit, maksudnya bahasa itu memiliki semua perangkat yang dibutuhkan oleh masyarakat pemakai bahasa itu ketika digunakan untuk sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dan bersosialisasi antar mereka.
4. Bahasa Arab memiliki sifat yang arbitrar dan simbolis. Arbitrar berarti mana suka, artinya tidak adanya hubungan rasional antara lambang verbal dengan acuannya. Kata dalam setiap bahasa merupakan lambing-lambang benda nyata, abstrak, gagasan, dan sebagainya. Dengan sifat simbolis yang dimiliki bahasa, manusia dapat mengabstraksikan berbagai pengalaman dan buah pikirannya tentang berbagai hal, termasuk hal-hal yang kelak akan dialaminya.
5. Bahasa Arab berpotensi untuk berkembang, produktif dan kreatif. Hal ini terjadi karena perkembangan bahasa selalu mengikuti perkembangan peradaban manusia, sehingga muncul kata dan istilah-istilah bahasa baru yang digunakan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
6. Bahasa Arab merupakan fenomena individu dan fenomena sosial. Sebagai fenomena individu, bahasa merupakan ciri khas kemanuisaan. Ia bersifat insani karena hanya manusia yang mempunyai kemampuan berbahasa verbal. Adapun sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan konvensi suatu masyarakat pemilik atau pemakai bahasa itu. Seseorang menggunakan bahasa sesuai norma-norma yang disepakati atau ditetapkan untuk bahasa tersebut. Kesepakatan disini maksudnya bukanlah kesepakatan formal sebagai hasil konferensi atau muktamar yang melibatkan anggota masyarakat luas. Kesepakatan yang dimaksudkan pada dasarnya merupakan kebiasaan yang berlangsung turun temurun dari nenek moyang, yang sifatnya mengikat dan harus diikuti oleh semua pengguna bahasa. Jika seseorang tidak mematuhi atau menyimpang dari kesepakatan bersama tersebut, maka bahasa yang dituturkannya tidak akan dipahami atau paling tidak akan dipahami secara menyimpang (misunderstanding) oleh orang lain dalam masyarakat yang sama.
2.3. Aspek-Aspek Karakteristik Dalam Bahasa Arab.
1. Aspek Huruf
A. Huruf-huruf dalam bahasa Arab
Huruf Pengucapan Internasional
ا alif alif
ب ba bā
ت ta tā
ث tsa ṯā
ج jim ǧīm
ح ha ḥā
خ kha ḫā
د dal dāl
ذ dzal ḏāl
ر ra r ā
ز zai z ā y
س sin sīn
ش syin šīn
ص shad ṣād
ض dhad ḍād
ط tha ṭā
ظ zha' ẓā
ع 'ain 'ain
غ ghain ġain
ف fa fā
ق qaf qāf
ك kaf kāf
ل lam lām
م mim mīm
ن nun nūn
ه ha hā
و wau wāw
ي ya yā
B. Ciri –Ciri Pada Huruf Arab
Ciri yang Nampak dominan pada huruf-huruf bahasa Arab adalah :
1. Bahasa Arab memiliki ragam huruf dalam penempatan susunan kata, yaitu ada huruf yang terpisah, ada bentuk huruf di awal kata, di tengah dan di akhir kata.
2. Setiap satu huruf hanya melambangkan satu bunyi.
3. Cara penulisan berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni dari arah kanan ke kiri.
Disamping itu, ada beberapa huruf yang tidak dibunyikan seperti pada kata-kata : أولئك - الزكوة – أنا – لا، أنا طالب dan sebaliknya, ada beberapa bunyi yang tidak dilambangkan dalam bentuk huruf seperti هذا – ذلك – أنتَ ؟ .
2. Aspek bunyi
Bahasa pada hakekatnya adanya bunyi, yaitu berupa gelombang udara yang keluar dari paru-paru melalui pipa suara dan melintasi organ-organ speech atau alat bunyi. Proses terjadinya bahasa apapun di dunia ini adalah sama. Maka tidak asing apabila ada beberapa bunyi bahasa yang hampir dimiliki oleh beberapa bahasa di dunia seperti bunyi m, n, l, k, dan s.
Bahasa Arab, sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bhasa daerah yang banyak digunakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Ciri-ciri khusus itu adalah :
1. Vokal panjang dianggap sebagai fonem (أُو ، ِي ، أَ )
2. Bunyi tenggorokan (أصوات الحلق), yaitu ح dan ع
3. Bunyi tebal ( أصوات مطبقة), yaitu ض , ص , ط dan ظ .
4. Tekanan bunyi dalam kata atau stress (النبر )
5. Bunyi bilabial dental (شفوى أسنـانى ), yaitu ف
3. Aspek Kosakata
Ciri khas ketiga yang dimiliki bahasa Arab adalah pola pembentukan kata yang sangat fleksibel, baik melalui derivasi (تصريف استـقاقى ) maupun dengan cara infleksi (تصريف إعرابـى ). Dengan melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya sekali dengan kosakata. Misalnya dari akar kata علم , bila dikembangkan dengan cara اشتقاقى , maka akan menjadi :
• عَلِم – يَعلَم dan seterusnya (تصريف اصطلاحى ) = 10 kata
• – يعلِّم عَلّم dan seterusnya = 10 kata
• أعلم – يعلم dan seterusnya = 10 kata
• تعلم – يتعلم dan seterusnya = 10 kata
• تعالم – يتعالم dan seterusnya = 10 kata
• يستعلم– استعلم dan seterusnya = 10 kata
4. Aspek Kalimat
Kalimat dalam Bahasa Arab tidak sama pengertiannya dengan kalimat dalam Bahasa Indonesia. Kalimat dalam Bahasa Indonesia adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menunjukkan kepada suatu maksud, sedangkan dalam Bahasa Arab yang dimaksud dengan kalimat adalah sebuah kata atau lafazh yang terdiri dari satu huruf Hijaiyyah atau lebih yang menunjukkan suatu arti tersendiri/mufrad.
contoh : “Ali” adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia dan disebut sebuah kalimat dalam Bahasa Arab.
“Ali hadir” adalah sebuah kalimat dalam Bahasa Indonesia dan disebut sebuah jumlah dalam Bahasa Arab.
Pengertian Kalimat menurut ilmu Nahwu adalah :
لَفْظٌ مُفْرَدٌ يَدُلُّ عَلَى مَعْنًى
“Sebuah lafazh mufrad yang menunjukkan sebuah makna”
Seperti kalima-kalimat yang ada pada Basmalah berikut ini :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
بِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
اسْمِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
اللَّهِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
الرَّحْمنِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
الرَّحِيْمِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
2. Pembagian Kalimat
Kalimat dalam Bahasa Arab terbagi kepada 3 macam, yaitu
• Huruf Ma’ani, dinamakan Ma’ani karena huruf-huruf tersebut mempunyai arti tersendiri berbeda dengan huruf Hija’iyyah/Mabani yang tidak mempunyai arti. Huruf Mabani dalam Bahasa Arab kurang lebih ada 80 macam.
• Fi’il adalah sebuah kalimat dalam Bahasa Arab yang mengandung makna pekerjaan atau shifat yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah Kata Kerja atau Kata Sifat.
• Isim adalah sebuah kalimat dalam Bahasa Arab yang mengandung makna benda atau terkadang mengandung makna shifat yang di dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah Kata Benda.
3. Fungsi Kalimat
Dalam Bahasa Arab kalimat berfungsi membangun sebuah jumlah atau Syibhu Jumlah untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan.
contoh : إِلَى , ذَهَبَ , أَحْمَدُ , السُّوْق , masing-masing adalah kalimat dengan arti tersendiri, dan bila kita rangkai menjadi sebuah jumlah menjadi :
ذَهَبَ أَحْمَدُ إِلَى السُّوْقِ
Ahmad pergi ke pasar



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengetahuan karakteristik suatu bahasa merupakan salah satu cara memasuki pintu gerbang pemahaman bahasa tersebut. Begitu juga halnya dengan bahasa Arab yang memiliki ciri dan kekhususan yang berbeda dan mungkin juga tidak dimiliki oleh bahasa lain di dunia. Hal ini sangat perlu diketahui oleh para pengajar bahasa Arab dari segala tingkatan dan jenjang pendidikan. Namun faktor penting yang tidak bisa dinafikan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bahasa Arab adanya sense of belonging yang harus ada pada diri setiap umat Islam pada bahasa Arab.
3.2. Saran
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu kami masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutamanya :
1. Bagi Mahasiswa hendaknya lebih mendalami dalam belajar bahasa Arab.
2. Bagi pihak kampus hendaknya mendirikan sebuah club bahasa arab di IKIP PGRI Bojonegoro.






DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2004.

Amin Muhammad, al-Lughat al-’Arabiyyah Ma’nâhâ wa Mabnâhâ, Mesir: Dâr el-Fikr, 1980.

John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 2006.


Moh.Matsna HS, Diagnosis Kesulitan Belajar Bahasa Arab; makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa Arab di SMU tanggal 10 – 23 September 2003 di Jakarta.

Maulana, Ahmad, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2004.

Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005.

1 al-Fâruqy, dalam Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 2.
2Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2004), hlm. 31.
3 Abd al-’Azîz bin Ibrâhîm al-’Ashili, dalam Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi…hlm. 2.
4 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 2006), hlm. 107.
5 Ibid, hlm. 108.

0 komentar:

Posting Komentar