Pages

Sabtu, 21 Juli 2012

Pengertian Semantik


ANALISIS SEMANTIK BAHASA INDONESIA
A.    Pengertian Semantik
Kata semantik yang berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang bererti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah semiano yang bererti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Apa yang dimaksudkan sebagai lambang atau tanda di sini sebagai padanan kata ‘sema’ itu adalah tanda linguistik (Perancis: Signe linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1966), iaitu yang terdiri daripada dua komponen iaitu komponen yang mengertikan, yang wujud bunyi-bunyi bahasa dan komponen yang diertikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua-dua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditanai atau dilambangkan itu adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim atau hal yang di tunjuk.
B.     Jenis Semantik



Penjelasan gambar di atas:
1.      Kalau objek kajian semantiknya adalah makna-makna gramatikal, maka jenis semantik ini disebut SEMANTIK GRAMATIKAL. Jenis semantik ini mengkaji satuan-satuan gramatikal yang terdiri atas sintaksis dan morfologi.
2.      Konteks morfologi:
Kata ‘sepatu’ akan memiliki makna yang berbeda setelah mengalami proses morfologis, misalnya dengan afiksasi menjadi ‘bersepatu’.
3.      Konteks sintaksis:
Di kebun binatang ada enam ekor beruang. Hanya orang yang beruang yang dapat membeli rumah itu.
Perbedaan makna ‘beruang’ pada kalimat pertama dan kedua itu terjadi karena adanya perbedaan konteks kalimat yang dimasuki kata-kata tersebut.
4.      Pada fonologi tidak ada semantiknya, atau dengan kata lain fonologi tidak termasuk dalam jenis-jenis semantik karena fonologi hanya mampu membedakan makna kata dengan perbedaan bunyi.
5.      Kalau objek kajian semantiknya leksikon (kosa kata) dari suatu bahasa, maka jenis semantiknya dinamakan SEMANTIK LEKSIKAL. Kajian semantik leksikal ini adalah makna utuh yang terdapat pada masing-masing leksikon tanpa terpengaruh proses apapun (proses morfologi maupun sintaksis).
6.      Dikatakan SEMANTIK WACANA kalau objek kajiannya adalah wacana. Tugas jenis semantik ini adalah mengkaji makna wacana. Pemaknaan suatu wacana tidak terlepas dari pola berpikir yang runtut dan logis.




C.     http://robita.files.wordpress.com/2011/03/janis-makna.jpg?w=630Jenis Makna









1.      Makna leksikal adalah makna yang terdapat pada kata tersebut secara utuh, sesuai dengan bawaannya. Contoh “Tikus itu mati diterkam kucing”, makna kata ‘tikus’ pada kalimat tersebut adalah ‘binatang tikus’, bukan yang lainnya.
2.      Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apa pun.
3.      Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa makna konseptual yang khusus maupun umum. Contoh kata ‘sekolah’ dalam kalimat “Sekolah kami menang”, bukan hanya gedung sekolahnya saja yang menang, tetapi juga mencakup guru-gurunya, muridnya, dan warga sekolah lainnya. Bila kita berkata, “Ani sekolah di Lampung”, hal ini sudah tidak dapat dikaitkan dengan makna konseptual sekolah, tetapi sudah lebih luas yaitu Ani belajar di gedung yang namanya sekolah dan sekolah tersebut berada di Lampung.
4.      Makna spesifik adalah makna konseptual yang khusus, khas, dan sempit. Contoh pada kalimat “Pertandingan sepak bola itu berakhir dengan kemenangan Bandung”, yang dimaksud hanya beberapa orang yang bertanding saja, bukan seluruh penduduk Bandung.
5.      Makna asosiatif disebut juga makna kiasan. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa. Contoh kata ‘bunglon’ berasosiasi dengan makna ‘orang yang tidak berpendirian’, kata ‘lintah darat’ berasosiasi dengan makna ‘orang yang suka memeras (pemeras) atau pemakan riba’.
6.      Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar leksikalnya.
7.      Makna afektif adalah makna yang muncul akibat reaksi pendengar atua pembaca terhadap penggunaan bahasa. Contoh “datanglah ke pondok buruk kami”, gadungan ‘pondok baru kami’ mengandung makna afektif ‘merendahkan diri’.
8.      Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa. Makna stilistika berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistika lebih dirasakan di dalam karya sastra.
9.      Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama. Contoh kata-kata ikan, gurame, sayur, tomat, minyak, bawang, telur, garam, dan cabai tentunya akan muncul di lingkungan dapur. Contoh lain yaitu bantal, kasur, bantal guling, seprei, boneka, selimut, dan lemari pakaian tentu akan muncul di lingkungan kamar tidur.
10.  Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari makna konseptual dan gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Dalam Bahasa Indonesia ada dua macam idiom yaitu IDIOM PENUH dan IDIOM SEBAGIAN. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan merupakan satu-kesatuan dengan satu makna. Contoh “Orang tua itu membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan anaknya”, ungkapan ‘membanting tulang’ dalam kalimat tersebut tentu memiliki satu kesatuan makna yaitu ‘kerja keras’. Idiom sebagian adalah idiom yang di dalam unsur-unsurnya masih terdapat unsur yang memilikii makna leksikal. Contoh ‘daftar hitam’ yang berarti ‘daftar yang berisi nama-nama orang yang dicurigai atau dianggap bersalah’.
11.  Makna kontekstual muncul sebagai akibat adanya hubungan antara ujaran dengan situasi. Contoh “Saya lapar, Bu, minta nasi!” yang berarti orang tersebut berada dalam situasi yang benar-benar lapar dan ia meminta nasi.
12.  Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsiinya sebuah kata dalam suatu kalimat. Contoh kata ‘mata’, secara leksikal bermakna alat/indera yang berfungsi untuk melihat, tetapi setelah digabung dengan kata-kata lain menjadi ‘mata pisau’, ‘mata keranjang’, ‘mata air’, ‘air mata’, dan ‘mata duitan’ maka maknanya akan berubah menjadi makna gramatikal.
13.  Makna tematikal adalah makna yang dikomunikasikan oleh pembicara/penulis melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan. Contoh “Aminah anak Bapak Roni meninggal dunia kemarin”, makna dari kalimat tersebut bisa ada tiga yaitu:
Aminah/anak Bapak Roni/meninggal kemarin.
Aminah!/anak Bapak Roni meninggal kemarin.
Aminah/anak/Bapak/Roni/meninggal kemarin.
Makna kalimat (1) adalah anak Bapak Roni yang bernama Aminah telah meninggal kemarin, kalimat (2) berarti sebuah informasi ember tahu Aminah bahwa anak Bapak Roni yang entah siapa namanya telah meninggal kemarin, dan kalimat (3) berarti ada emmpat orang yang meinggal kemarin yaitu Aminah, anak, Bapak, dan Roni.










HUBUNGAN ANTARA BUTIR-BUTIR LEKSIKAL DAN KOMPONEN
1.      Pengertian Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna dasar sebuah kata yang sesuai dengan kamus. Makna dasar ini melekat pada dasar sebuah kata. Makna leksikal disebut juga makna asli sebuah kata yang belum mengalami afiksasi (proses perubahan imbuhan) atau penggabungan dengan kata lain. Namun, kebanyakan orang lebih suka mendefinisikan makna leksikal sebagai makna kamus. Maksudnya, makna kata yang sesuai dengan yang tertera di kamus.
2.      Langkah Analisis Komponen Makna:
a.       Menyeleksi sementara makna yang muncul dari sebuah komponen yang umum
b.      Mendaftar cirri spesifik yang dimiliki oleh rujukannya
c.       Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain
d.      Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap kata
e.       Mengecek data yang dilakukan pada langkah pertama
f.       Mendeskripsikan komponen diagnostiknya.
g.      Hambatan Analisis komponen Makna
3.      Dalam menganalisis komponen makna ada beberapa kesulitan yang dihadapi meliputi.
a.       Lambang yang didengar
b.      Tiap kata atau leksem memiliki pemakaian yang berbeda-beda
c.       Tiap kata atau leksem berbeda pengertiannya untuk setiap disiplin ilmu
d.      Leksem yang bersifat abstrak sulit di deskripsikan
e.       Leksem yang bersifat dieksis dan fungsional sulit di deskripsikan
f.       Leksem yang bersifat umum sulit dideskripsikan.
HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL
1.      Makna leksikal adalah makna yang terdapat pada kata tersebut secara utuh, sesuai dengan bawaannya. Contoh “Tikus itu mati diterkam kucing”, makna kata ‘tikus’ pada kalimat tersebut adalah ‘binatang tikus’, bukan yang lainnya.
2.      Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsiinya sebuah kata dalam suatu kalimat. Contoh kata ‘mata’, secara leksikal bermakna alat/indera yang berfungsi untuk melihat, tetapi setelah digabung dengan kata-kata lain menjadi ‘mata pisau’, ‘mata keranjang’, ‘mata air’, ‘air mata’, dan ‘mata duitan’ maka maknanya akan berubah menjadi makna gramatikal.
MAKNA, MAKSUD, DAN INFORMASI
1.      Hubungan Antara Makna, Maksud dan Informasi
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiaai maupun hasil belajar yang dimiliki.
Maksud adalah tujuan dari penyampaian suatu informasi kepada pembaca. Atau tujuan dari suatu istilah atau kata. Misalnya pada sebuah iklan produk kecantikan, iklan tersebut bermaksud agar konsumen tertarik pada produk yang diiklankan.
Kata Informasi berasal dari kata prancis kuno Informacion (tahun 1987) yang diambil dari bahasa latin Informatinem yang berarti garis besar, konse, ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang aktivitas dalam “pengetahuan yang berkomunikasikan”
Hubungan antara makna, maksud dan komunikasi : Lewat makna yang disampaikan dalam sebuah kata maka maksud dari penyampainya akan tersampaikan kepada pendengar atau pembaca informasi yang disampaikan.
ANTONIM, SINONIM, HOMONIM, HIPONIM DAN REDUDASI
1.      Pengertian Sinonim adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama
ü  Antonim adalah lawan kata, nama lain untuk benda yang lain atau kata-kata yang berlawanan maknannya.
ü  Pengertian Homonim adalah kata-kata yang berbentuk atau bunyinya sama atau mirip dengan kata atau benda lain tetapi memiliki makna yang berbeda.
ü  Pengertian Hiponim adalah nama yang termasuk dibawah nama lain.
ü  Pengertian Redudasi adalah istilah yang sering diartikan berlebih-lebihan pemakaian unsure mental dalam suatu bentuk ujaran.

HAKIKAT MAKNA SEBAGAI OBJEK SEMATIIK
1.      Pengertian hakikat makna sebagai objek semantik
Kata semantik yang berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang bererti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah semiano yang bererti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Apa yang dimaksudkan sebagai lambang atau tanda di sini sebagai padanan kata ‘sema’ itu adalah tanda linguistik (Perancis: Signe linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1966), iaitu yang terdiri daripada dua komponen iaitu komponen yang mengertikan, yang wujud bunyi-bunyi bahasa dan komponen yang diertikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua-dua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditanai atau dilambangkan itu adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim atau hal yang di tunjuk.
Aspek makna terdiri atas empat, yaitu pengertian, perasaan, nada dan tujua. Keempat aspek makna tersebut dapat dipertimbangkan melalui pemahaman makna dalam proses komunikasi dalam proses komunikasi sebuah tuturan. Makna pengertian dapat kita terapkan didalam komunikasi sehari-hari yang melibatkan tema, sedangkan makna perasaan, nada dan tujuan dapat kita pertimbangkan melalui penggunaan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Daerah.
Makna bahasa sebagaimana terungkap dalam uraian diatas, sekurang-kurangnya dipengaruhi oleh hubungan antara bahasa dengan 1. Objek atau 2. Peristiwa diluar bahasa atau oleh hubungan antara unsur bahasa dalam suatu sistem bahasa. Kajian makna bahasa yang memusatkan pada peran unsur bahasa atau kata dalam kaitannya dengan kata lain dalam suatu bahasa lazim disebut sebagai semantic leksikal.
2.      Hubungan Makna dengan Kata-Kata Lain
Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya berbagai makna kata yang berhubungan dengan kata-kata lainnnya diantaranya adalah jenis kata polisemi, hipernim, hiponim, homonim, homofon, homograf.

3.      Makna Idiomatis
Idiom ialah ungkpan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudahmenyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur kata pembentuknya.
4.      Gejala-gejala perubahan makna
Dalam penggunaanya, sebuah kata seringkali mengalami perubahan makna. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa perluasan (generalisasi), penyempitan (spesialisasi), peninggian (emoliorasi), perendahan (peyorasi), penukaran tanggapan (sinestesia), dan persamaan sifat (Asosiasi).
5.      Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus adalah kata yang sempit ruang lingkupnya
Contoh:
Kata umum : Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu
Kata khusus : Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu
TEORI KEBENARAN DALAM SEMATIK
1.      Pengertian Kebenaran
Kebenaran adalah soal kesesuaian anata apa yang diklaim atau diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar atau salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematika mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya ilmu filsafat.
2.      Kebenaran dapat dibagi menjadi tiga jenis menurut telaah dalam filsafat ilmu yaitu:
a.       Kebenaran Epistemologikal, adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia.
b.      Kebenaran ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada maupun diadakan
c.       Kebenaran semantikal, adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa.
3.      Teori-teori Kebenaran
Adapun teori-teori kebenaran yang ada antara lain:
a.       Kebenaran korespondensi
b.      Teori kebenaran koherensi
c.       Teori kebenaran Sintaksis
d.      Teori kebenaran Simantis
e.       Teori kebenaran non deskripsi
f.       Teori kebenaran logika yang berlebihan
SINTAKSIS DAN SEMATIK
1.      Pengertaian Sintaksis
Istilah Sintaksis berasal dari bahasa belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana. Kalimat, klausa dan frasa.
SEMANTIK, PRAKMATIK DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH
1.      Pengertian Prakmatik
Prakmatik ialah cabang ilmu linguistik yang mengkaji hal-hal yang merangkum instruktur bahasa sebagai alat perhubungan antara penutur dengan pendengar atau penulis dengan pembacanya. Disamping itu, sebagai pengacuan symbol-simbol bahasa pada hal-hal ekstra lingual.
2.      Hubungan Antara Sematik dan Prakmatik
Semantik dan prakmatik adalah salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam setudi linguistic. Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna, relasi makna, perubahan makna, analisis makna dan makna pemakaian bahasa. Sedangkan dalam prakmatik kita mengenal yang disebut interaksi dan sopan santun, implikatur percakapan, pertuturan, referensi, diferensi serta dieksis.
3.      Semantik dan Prakmatik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Prakmatik sebagaimana yang diperbincangkan di Indonesia dewasa ini paling tidak dapat dibedakan atas dua hal sebagai berikut: “1. Prakmatik sebagai suatu yang diajarkan atau 2. Prakmatik sebagai suatu yang mewarnai tindakan mengajar”. Prakmatik sebagai suatu yang diajarkan masih dapat dibedakan lagi atas: “1. Prakmatik sebagai bidang kajian linguistik, dan 2. Prakmatik sebagai salah satu segi didalam bahasa”. Prakmatik sebagai salah satu segi di dalam bahasa lazim pula disebut “fungsi komunikatif”.
Prakmatik sebagai sesuatu yang diajarkan dapat pula disebut “Mengajar Prakmatik” atau mengajar tentang bahasa yang salah satu bidangnya adalah prakmatik. Sebagai bahan yang disajikan di dalam kelas, prakmatik itu sejajar dengan mata kuliah lain, seperti Sintaksis dan Semantik. Kelas seperti itu adalah kelas tempat belajar tentang bahasa, bukan belajar bahasa.
TATARAN LINGUISTIK SEMANTIK
1.       Relasi Makna
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain. Satuan bahasa disini dapat berupa frase maupun kaliamat; dan relasi semantik itu dapat  menyatakan kesamaan makna. Pertentangan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna dan kelebihan makna.
2.      Perubahan Makna
Dalam masa yang relatif singkat, makna sebauah kata akan tetap sama, tidak berubah tapi dalam waktu yangrelatif lama ada kemungkinan makna suatu kata itu akan berubah. Kemungkinan itu berlaku hanya terjadi pada sejumlah kata yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain.:
a.       Perkembangan dalam ilmu dan teknologi
b.      Perkembangan sosial budaya
c.       Perkembangan pemakaian kata
d.      Pertukaran tanggapan indra
e.       Adanya asosiasi
3.      Medan Makna dan Komponen Makna
a.       Kata yang berada dalam suatu kelompok lazim dimaknai kata-kata yang berbeda dalam suatu medan makna atau suatu medan leksikal.
b.      Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan, misalnya: nama-nama warna, nama perabotan rumah tangga
Komponen makna, maksudnya makna setiap kata terdiri atas sebuah komponen yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Contoh: kata ayah memiliki komponen kata, manusia, dewasa, laki-laki, kawin, dan punya anak
4.      Kesesuaian Semantik dan Sintaksis
Jelas atau tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal tetapi juga masalah semantik.
Amati keempat kalimat berikut yang akan tampak ketidaksamaanya.
a.       Kambing yang punya Pak Udin terlepas lagi
b.      Segelas kambing minum setumpuk air
c.       Kambing itu membaca komik
d.      Penduduk Jakarta kini mencapai 50 juta orang.
Kalimat (a) terdapat kesalahan penempatan konjungsi “yang”. Kalimat (b) karena kesalahan persesuaian leksikalnya seharusnya bukan segelas kambing tetapi seekor kambing. Kalimat (c) karena tidak adanya kesesuaian antara kata kambing dan membaca. Kalimat (d) karena kesalahan informasi jumlah penduduk yang salah.











0 komentar:

Posting Komentar