Pages

Selasa, 30 November 2010

Opini

PERSIBO MAKIN DEKAT KE LPI (LIGA PRIMER INDONESIA)

Kondisi keuangan Laskar Angling Dharma belakangan ini memang kurang menguntungkan. Sebab, selain devisit Rp3 miliar, mereka juga belum membayar dua bulan gaji para pemain. Hal itulah yang membuat manajemen Persibo berfikir ulang untuk mengikuti Liga Primer Indonesia (LPI) dan meninggalkan Superliga 2010/11.

Namun, semua itu masih dipertimbangkan masak-masak oleh manajemen yang mengaku terus berkonsultasi dengan Pemkab Bojonegoro, DPRD maupun elemen supporter Boromania. Manajer Persibo Bojonegoro, Taufiq Risnendar menjelaskan, jika pihaknya belum mengiyakan bergabung dengan LPI hingga sejauh ini.
“Yang sekarang kita pikirkan adalah, bagaimana mempersiapkan tim ini untuk menghadapi laga away,” jelasnya.
Sebab, pihaknya tidak ingin persiapan pemain dan tim terganggu dengan kondisi manajemen. Karena, ia beserta dengan pengurus lainnya juga ingin tetap melanjutkan kompetisi dengan abaik.
“Jika memang nanti ada perubahan, itu tidak masalah,” tambahnya.
Namun, kondisi finansial Persibo yang semakin tidak menentu membuat pihaknya berpikir ulang, apakah akan gabung ke LPI atau tetap di Superliga.
“Semuanya masih jauh, dan manajemen terus berkoordinasi dengan pihak lain,” sambungnya.
Ia memperkirakan, kondisi keuangan Persibo masih tetap berlangsung sampai akhir tahun hingga awal tahun depan. Karena, dana suntikan dari APBD untuk awal tahun 2011 cukup minim.
“Bayangkan saja, saat ini kita sudah minus Rp3 miliar dan sampai akhir tahun bisa tembus Rp6 miliar,” lanjutnya.
Sementara dana yang masuk dari perubahan anggaran kemarin hanya Rp2.3 miliar, dan awal tahun sekitar Rp6 miliar. Jadi, saat dana dari KONI Rp2,3 miliar, langsung akan dipakai untuk membayar hutang ke pihak ketiga.
“Lantas, bagaimana untuk membayar gaji pemain yang bulan Oktober dan November ini?” tanyanya.
Berita terkait:
- Persibo Kesulitan Bayar Gaji Pemain
- Persibo Dapat Dana Rp6 Miliar
- Minim Dana, Persibo Batalkan TC
- Persibo Dilanda Krisis Finansial
- Manajemen Pusing Belum Bisa Bayar Gaji Pemain
Latihan yang telah digelar Sartono Anwar sejak seminggu terakhir ternyata tidak bisa diikuti oleh 4 pemain asing Persibo Bojonegoro. Sebab, mereka semuanya diinformasikan masih belum selesai mengurus surat izin bekerja di Indonesia (KITAS) dan surat-surat lain.

Data yang dihimpun beritajatim.com di lapangan, Senin (29/11/2010) menyebutkan, dijadwalkan gelandang asal Korea Selatan Kim Kang Hyun sudah bisa menuju ke Bojonegoro hari ini. Sejak tanggal 27 kemarin ia sudah sampai di Jakarta, karena dari negaranya ada keterlambatan pesawat yang membawanya ke Indonesia.
Sedangkan, Eugene Dadi kembali ke Prancis. Sebab, paspornya sudah habis dan tinggal 3 bulan lagi. Padahal, masa aktifnya seharusnya 18 bulan, sehingga ia dibiarkan menyelesaikan dulu oleh manajemen.
Untuk Eduardo Bizarro dan Li Zhi Xing masih berada di Singapura untuk menyelesaikan KITAS. Bahkan, Eduardo kemarin harus kembali ke Kantor Imigrasi di Jakarta karena ada permasalahan surat.
“Kami berharap, semuanya bisa menyelesaikan dengan capat surat-surat dan keperluan mereka,” kata Asisten Manajer Bidang Teknis Persibo, Imam Sardjono.
Imam memaparkan, jika mereka pulang ke Bojonegoro dan masih ada tanggungan surat-surat wajib, mereka juga terancam di pulangkan dan tidak bisa dimainkan. Jika seperti itu, Laskar Angling Dharama juga yang akan dirugikan.
Dia menambahkan, sebisa mungkin mereka harus menyelesaikan surat-suratnya sebelum pulang ke Bojonegoro. “Manajemen terus memantau perkembangan mereka sampai saat ini,” lanjutnya.
Ditanya mengenai kemungkinan mereka terkendala finansial? Sardjono mengaku belum mengetahuinya. Yang jelas, katanya, manajemen berusaha semaksimal mungkin bisa segera mencairkan uang gaji mereka pada bulan Oktober dan November.
“Kami semuanya sedang berpikir keras, agar para pemain bisa bermain lepas dan tidak terkendala faktor non teknis,” sambungnya.(dul/but/beritajatim.com)
Hukuman percobaan satu tahun dan denda Rp 50 juta kepada pelatih kepala Sartono Anwar dalam kompetisi Indonesia Super League membuat kubu Persibo kecewa.

Putusan Komdis PSSI tersebut diterima menejemen Persibo Bojonegoro, Rabu (24/11/2010) dan mulai diberlakukan. Namun, karena sifatnya percobaan, maka menejemen tidak perlu mengkhawatirkannya.
Walaupun begitu, menejemen tetap akan melakukan evaluasi mengenai putusan Komdis PSSI itu. Sehingga, menejemen ingin berkonsolidasi dengan semua elemen.
Seperti diketahui, putusan tersebut muncul setelah pelatih Sartono Anwar dinilai bertingkah laku buruk dengan menghina wasit pada pertandingan Persema Malang menjamu Persibo Bojonegoro.
Saat itu, Persibo terkena penalti pada menit-penit perpanjangan waktu. Karena gerah dengan ulah wasit yang dianggap berat sebelah, Sartono membongkar dugaan penyuapan sebelum pertandingan dimulai.
Kepada media massa, Sartono menerangkan, jika sebelum pertandingan dimulai, ada seseorang yang menghubungi manajemen Persibo, tepatnya kepada Asisten Manager Bidang Teknis Imam Sardjono.
Intinya, orang yang mengaku suruhan wasit itu meminta uang Rp 10 juta kepada manajemen Persibo agar bisa membantu memenangkannya dalam pertandingan.
Namun, permintaan tersebut diabaikan oleh manajemen dan seluruh official tim Persibo. Manajer Persibo, Letkol Inf Taufiq Risnendar menjelaskan, jika putusan tersebut tidak perlu dijalani, karena memang sifatnya hanya percobaan.
“Walaupun begitu, ia menilai putusan itu tidak objektif dan ia tidak akan mempersoalkannya,” terang Taufiq.
Bahkan, dirinya meminta PSSI jeli dalam saat menangani masalah di lapangan. Dan jangan sampai menganggap persoalannya menjadi subjektif.
Menurutnya, apa yang dilakukan pelatih cukup wajar, karena pada pertandingan sebelumnya tim Persibo sering mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan dari pengadil pertadingan.
Persibo Bojonegoro, Jatim, mendapat alokasi anggaran dalam APBD 2011, sebesar Rp6 miliar yang disalurkan melalui KONI setempat.
“Alokasi dana melalui APBD Rp6 miliar tersebut sangat berarti bagi Persibo, sebab kebutuhan selama mengikuti LSI musim ini, mencapai Rp14 miliar,” kata Manajer Persibo Bojonegoro, Taufik Risnendar, Selasa.

Dia menjelaskan, dengan adanya tambahan dana Rp6 miliar tersebut, total dana anggaran yang diperoleh Persibo mencapai Rp10,8 miliar. Sebanyak Rp4 miliar dialokasikan dalam APBD 2010.
Namun, dana sebesar Rp4 miliar tersebut, harus dikurangi 1,5 miliar untuk membayar kekurangan anggaran Persibo kepada pihak ketiga, ketika menjalani kompetisi Divisi Utama musim lalu.
Sementara itu, di dalam Perubahan APBD 2010, Persibo mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp2,3 miliar. Menurut dia, kalau anggaran Rp6 miliar tersebut, disetujui DPRD, diperkirakan pencairannya baru bisa dilakukan pada Mei 2011.
Padahal, lanjutnya, mulai Januari hingga April, jelas dibutuhkan dana operasional, sehingga kalau pencairan baru bisa dilakukan Mei, maka butuh dana pinjaman kepada pihak ketiga.
“Harus ada alternatif lain untuk mendapatkan dana sebelum APBD cair,” jelasnya. Apalagi, dari total kebutuhan Rp14 miliar selama musim kompetisi LSI, diperkirakan operasional Persibo sampai laga habis, masih kurang sekitar Rp4 miliar.
Secara terpisah, Sekretaris Kabupaten Bojonegoro, Soehadi Moelyono menjelaskan, alokasi dana Persibo sebesar Rp6 miliar tersebut masuk di dalam anggaran berbagai cabang olahraga di Bojonegoro, dengan jumlah total mencapai Rp8 miliar.
Alokasi dana bagi Persibo tersebut disalurkan melalui Pengcab PSSI dan sesuai ketentuan, dana hibah yang disalurkan tidak boleh melebih besarnya alokasi dana hibah tahun sebelumnya

0 komentar:

Posting Komentar