Pages

Selasa, 18 Oktober 2011

Makalah MAKALAH KATA-KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
Kebutuhan dunia pendidikan akan guru yang professional mengharuskan para guru untuk menguasai berbagai bahasa tidak hanya bahasa mandarin dan Inggris saja tetapi juga bahasa Arab. Sebagai mahasiswa keguruan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia kita dituntut untuk mengetahui dan menguasai bahasa Arab. Oleh sebab itu disemester ganjil ini ada mata kuliah bahasa Arab. Semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui lebih banyak tentang bahasa arab terutama dari karakteristik hurufnya.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini ada beberapa hal yang ingin kami ketahui diantaranya:
1. Apakah pengertian dari kata Itu?
2. Apakah pengertian dari bahasa Arab?
3. Bagaimanakah karakteristik kata dalam Bahasa Arab?
4. Bagaimanakah contoh kata serapan dari Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia?


1.3. Tujuan Penulisan
Setelah memperhatikan latar belakang penulisan dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah kami adalah:
1. Mengetahui tentang karakteristik dalam bahsa arab.
2. Mengenal karakteristik huruf arab.
3. Mangetahui aspek-aspek dalam bahasa arab.














BAB II
ISI
2.1. Pengertian kata
Secara Etimologi Kata dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta kathā. Dalam bahasa Sansekerta kathā sebenarnya artinya adalah "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng"[2]. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
2.1.2 Definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
2. konversasi, bahasa
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
2.2. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas عربي ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang[1] sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4.[4] Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
2.3. Karakteristik Kata Dalam bahasa Arab
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kosakata, misalkan pada dhomir atau yang sering disebut dengan kata ganti. Berbeda dengan bahasa indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia,kamu,kalian,mereka,kami,kita,dan saya), didalam bahasa arab kata ganti ada 12.Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan didalam bahasa arab.
Diantara keistemewaan bahasa arab juga singkat dan padat, misalnya: jika kita ingin mengucapkan dia sedang nenulis maka cukup menggunakan kalimat “yaktubu” dan ini sekaligus menunjukan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adpun jika yang menulisnya itu seorang perempuan maka kita gunakan kalimat “taktubu” saja singkat dan padat. Dalam bahasa arab kata dibedakan menjadi 3(tiga) jenis, yaitu:

1. Isim(kata benda)
2. Fi’Il(kata kerja)
3.Huruf(kata bantu/kata penghubung)
2.4. Kata-Kata Serapan dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia
Kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Berikut adalah contoh-contoh kata serapan dari Bahasa Arab ke dalam bahasa indonesia:
A. Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
• abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
• bakhil, baligh, batil, barakah,
• daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,
• khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat
• musyawarah, markas, mistar, mahkamah, musibah, mungkar, maut,
• kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, napas,
• syariat, ulama, wajib, ziarah.
B. Lafalnya berubah, artinya tetap
• berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
• buya dari kata abuya
• derajat dari kata darajah
• kabar dari kata khabar
• lafal dari kata lafazh
• lalim dari kata zhalim
• makalah dari kata maqalatun
• masalah dari kata mas-alatuna
• mungkin dari kata mumkinun
• resmi dari kata rasmiyyun
• soal dari kata suaalun
• rezeki dari kata rizq
• Sekarat dari kata Zakarotil
• Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)
C. Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula
• keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
• logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
• naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
• perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
• petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna pendapat hukum.
• laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari kata 'askar yang berarti sama




BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengetahuan karakteristik suatu bahasa merupakan salah satu cara memasuki pintu gerbang pemahaman bahasa tersebut. Begitu juga halnya dengan bahasa Arab yang memiliki ciri dan kekhususan yang berbeda dan mungkin juga tidak dimiliki oleh bahasa lain di dunia. Hal ini sangat perlu diketahui oleh para pengajar bahasa Arab dari segala tingkatan dan jenjang pendidikan. Namun faktor penting yang tidak bisa dinafikan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bahasa Arab adanya sense of belonging yang harus ada pada diri setiap umat Islam pada bahasa Arab.
Dari segi suku kata Bahasa Arab memiliki karakteristik tersendiri, bahasa Arab sangat kaya akan kosa kata dan kosa kata dalam bahasa Indonesia banyak yang merupakan serapan dari bahasa Arab itulah yang membuat bahasa Arab sangat menarik untuk dipelajari.
3.2. Saran
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu kami masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutamanya :
1. Bagi Mahasiswa hendaknya lebih mendalami dalam belajar bahasa Arab terutama menghafal lebih banyak kosakata.
2. Bagi pihak kampus hendaknya mendirikan sebuah club bahasa arab di IKIP PGRI Bojonegoro atau membuka jurusan pndidikan bahasa Arab.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2004.

Amin Muhammad, al-Lughat al-’Arabiyyah Ma’nâhâ wa Mabnâhâ, Mesir: Dâr el-Fikr, 1980.

John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 2006.


Moh.Matsna HS, Diagnosis Kesulitan Belajar Bahasa Arab; makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa Arab di SMU tanggal 10 – 23 September 2003 di Jakarta.

Maulana, Ahmad, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2004.

Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005.

1 al-Fâruqy, dalam Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 2.
2Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2004), hlm. 31.
3 Abd al-’Azîz bin Ibrâhîm al-’Ashili, dalam Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi…hlm. 2.
4 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 2006), hlm. 107.
5 Ibid, hlm. 108.

Jumat, 14 Oktober 2011

FILSAFAT, ILMU, DAN FILSAFAT ILMU

FILSAFAT, ILMU, DAN FILSAFAT ILMU
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.

Istilah filsafat atau falsafah memiliki banyak arti. Menurut Socrates, filsafat merupakan cara berpikir secara radikal dan menyeluruh [holistic] atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Filsafat dalam peranya tidak bertugas menjawab pertanyaan yang muncul dalam kehidupan, namun justru mempersoalkan jawaban yang diberikan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa berfilsafat adalah berpikir radikal (hingga sampai ke-akarnya], menyeluruh dan mendasar.

Jumat, 07 Oktober 2011

Makalah Bahasa Karakteristik Huruf Dalam Bahasa Arab

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
Kebutuhan dunia pendidikan akan guru yang professional mengharuskan para guru untuk menguasai berbagai bahasa tidak hanya bahasa mandarin dan Inggris saja tetapi juga bahasa Arab. Sebagai mahasiswa keguruan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia kita dituntut untuk mengetahui dan menguasai bahasa Arab. Oleh sebab itu disemester ganjil ini ada mata kuliah bahasa Arab. Semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui lebih banyak tentang bahasa arab terutama dari karakteristik hurufnya.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini ada beberapa hal yang ingin kami ketahui diantaranya:
1. Apakah Bahasa Arab Itu?
2. Bagaimanakah Karakteristik Bahasa Arab?
3. Apakah Aspek-Aspek Yang Nanti Kita Pelajari Dalam Bahasa Arab?
4. Bagaimanakah Karakteristik Huruf dalam Bahasa Arab?



1.3. Tujuan Penulisan
Setelah memperhatikan latar belakang penulisan dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah kami adalah:
1. Mengetahui tentang karakteristik dalam bahsa arab.
2. Mengenal karakteristik huruf arab.
3. Mangetahui aspek-aspek dalam bahasa arab.














BAB II
ISI

2.1. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas عربي ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang[1] sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4.[4] Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
2.2. Karakteristik Bahasa Arab
Secara etimologi, karakteristik berasal dari akar kata bahasa Inggris yaitu character yang berarti watak, sifat, cirri Kata characteristic berarti sifat yang khas atau ciri khas sesuatu. Achmad Maulana mengartikan karakteristik dengan ciri khas, bentuk-bentuk watak dan tabiat individu, corak tingkah laku atau tanda khusus. Dalam istilah bahasa Arab, kata karakteristik dikenal dengan خصائص sebagai bentuk jamak dari خصوصيـة yang diartikan dengan kekhususan atau keistimewaan. Maka dapat dikatakan bahwa karakteristik bahasa Arab adalah bentuk watak dan ciri khas atau tanda-tanda khusus yang dimiliki bahasa Arab.
Pengetahuan tentang karakteristik bahasa Arab merupakan tuntutan yang harus dipahami oleh para pengajar bahasa Arab, karena pemahaman akan diskursus ini akan memudahkan mereka yang berkecimpung pada bidang pendidikan dan pengajaran bahasa Arab dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Tetapi perlu diperhatikan bahwa karakteristik bahasa Arab tidaklah identik dengan kesulitannya, karena dengan memiliki pengetahuan serta pemahaman tentang karakteristiknya, setidaknya akan tersingkap kelebihan-kelebihan yang ada pada tubuh bahasa Arab, dan menjadi aspek kemudahan yang menjadi pintu untuk membuka jalan bagi mereka yang ingin mempelajari dan mendalaminya.
Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik dan universal. Dikatakan unik karena bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya, sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya. Karakteristik universalitas bahasa Arab antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bahasa Arab memiliki gaya bahasa yang beragam, yang meliputi, 1) ragam sosial atau sosiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan stratifikasi sosial ekonomi penuturnya; 2) ragam geografis, ragam bahasa yang menunjukan letak geografis penutur antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga melahirkan dialek yang beragam; 3) ragam idiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan integritas kepribadian setiap individu masyarakat (لهجة فردية).
2. Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan atau pun tulisan. Menurut Bloomfield bahasa lisan merupakan hakekat adanya suatu bahasa. Realitas ini dapat dipahami karena adanya bentang sejarah peradaban manusia terlihat jelas mereka pada umumnya berbahasa lisan meskipun diantara mereka tidak dapat menulis dan tidak mengenal lambang tulisan. Bahasa lisan sebagai system verbal lebih banyak dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi antara satu dengan lainnya antar anggota masyarakat di lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar penyampaian pesan lebih cepat dipahami maknanya oleh masyarakat sasaran.
2.2.1. Karakteristik Sistematika Bahasa Arab
Bahasa Arab memiliki system, aturan dan perangkat yang khas, diantaranya :
1. Sistemik, bahasa yang memiliki system standard yang terdiri dari sejumlah sub-sub system (sub system tata bunyi, tata kata, kalimat, syntax, gramatikal, wacana dll.).
2. Sistematis, artinya bahasa Arab juga memiliki aturan-aturan khusus, dimana masing-masing komponen sub system bahasa bekerja secara sinergis dan sesuai dengan fungsinya.
3. Komplit, maksudnya bahasa itu memiliki semua perangkat yang dibutuhkan oleh masyarakat pemakai bahasa itu ketika digunakan untuk sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dan bersosialisasi antar mereka.
4. Bahasa Arab memiliki sifat yang arbitrar dan simbolis. Arbitrar berarti mana suka, artinya tidak adanya hubungan rasional antara lambang verbal dengan acuannya. Kata dalam setiap bahasa merupakan lambing-lambang benda nyata, abstrak, gagasan, dan sebagainya. Dengan sifat simbolis yang dimiliki bahasa, manusia dapat mengabstraksikan berbagai pengalaman dan buah pikirannya tentang berbagai hal, termasuk hal-hal yang kelak akan dialaminya.
5. Bahasa Arab berpotensi untuk berkembang, produktif dan kreatif. Hal ini terjadi karena perkembangan bahasa selalu mengikuti perkembangan peradaban manusia, sehingga muncul kata dan istilah-istilah bahasa baru yang digunakan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
6. Bahasa Arab merupakan fenomena individu dan fenomena sosial. Sebagai fenomena individu, bahasa merupakan ciri khas kemanuisaan. Ia bersifat insani karena hanya manusia yang mempunyai kemampuan berbahasa verbal. Adapun sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan konvensi suatu masyarakat pemilik atau pemakai bahasa itu. Seseorang menggunakan bahasa sesuai norma-norma yang disepakati atau ditetapkan untuk bahasa tersebut. Kesepakatan disini maksudnya bukanlah kesepakatan formal sebagai hasil konferensi atau muktamar yang melibatkan anggota masyarakat luas. Kesepakatan yang dimaksudkan pada dasarnya merupakan kebiasaan yang berlangsung turun temurun dari nenek moyang, yang sifatnya mengikat dan harus diikuti oleh semua pengguna bahasa. Jika seseorang tidak mematuhi atau menyimpang dari kesepakatan bersama tersebut, maka bahasa yang dituturkannya tidak akan dipahami atau paling tidak akan dipahami secara menyimpang (misunderstanding) oleh orang lain dalam masyarakat yang sama.
2.3. Aspek-Aspek Karakteristik Dalam Bahasa Arab.
1. Aspek Huruf
A. Huruf-huruf dalam bahasa Arab
Huruf Pengucapan Internasional
ا alif alif
ب ba bā
ت ta tā
ث tsa ṯā
ج jim ǧīm
ح ha ḥā
خ kha ḫā
د dal dāl
ذ dzal ḏāl
ر ra r ā
ز zai z ā y
س sin sīn
ش syin šīn
ص shad ṣād
ض dhad ḍād
ط tha ṭā
ظ zha' ẓā
ع 'ain 'ain
غ ghain ġain
ف fa fā
ق qaf qāf
ك kaf kāf
ل lam lām
م mim mīm
ن nun nūn
ه ha hā
و wau wāw
ي ya yā
B. Ciri –Ciri Pada Huruf Arab
Ciri yang Nampak dominan pada huruf-huruf bahasa Arab adalah :
1. Bahasa Arab memiliki ragam huruf dalam penempatan susunan kata, yaitu ada huruf yang terpisah, ada bentuk huruf di awal kata, di tengah dan di akhir kata.
2. Setiap satu huruf hanya melambangkan satu bunyi.
3. Cara penulisan berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni dari arah kanan ke kiri.
Disamping itu, ada beberapa huruf yang tidak dibunyikan seperti pada kata-kata : أولئك - الزكوة – أنا – لا، أنا طالب dan sebaliknya, ada beberapa bunyi yang tidak dilambangkan dalam bentuk huruf seperti هذا – ذلك – أنتَ ؟ .
2. Aspek bunyi
Bahasa pada hakekatnya adanya bunyi, yaitu berupa gelombang udara yang keluar dari paru-paru melalui pipa suara dan melintasi organ-organ speech atau alat bunyi. Proses terjadinya bahasa apapun di dunia ini adalah sama. Maka tidak asing apabila ada beberapa bunyi bahasa yang hampir dimiliki oleh beberapa bahasa di dunia seperti bunyi m, n, l, k, dan s.
Bahasa Arab, sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bhasa daerah yang banyak digunakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Ciri-ciri khusus itu adalah :
1. Vokal panjang dianggap sebagai fonem (أُو ، ِي ، أَ )
2. Bunyi tenggorokan (أصوات الحلق), yaitu ح dan ع
3. Bunyi tebal ( أصوات مطبقة), yaitu ض , ص , ط dan ظ .
4. Tekanan bunyi dalam kata atau stress (النبر )
5. Bunyi bilabial dental (شفوى أسنـانى ), yaitu ف
3. Aspek Kosakata
Ciri khas ketiga yang dimiliki bahasa Arab adalah pola pembentukan kata yang sangat fleksibel, baik melalui derivasi (تصريف استـقاقى ) maupun dengan cara infleksi (تصريف إعرابـى ). Dengan melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya sekali dengan kosakata. Misalnya dari akar kata علم , bila dikembangkan dengan cara اشتقاقى , maka akan menjadi :
• عَلِم – يَعلَم dan seterusnya (تصريف اصطلاحى ) = 10 kata
• – يعلِّم عَلّم dan seterusnya = 10 kata
• أعلم – يعلم dan seterusnya = 10 kata
• تعلم – يتعلم dan seterusnya = 10 kata
• تعالم – يتعالم dan seterusnya = 10 kata
• يستعلم– استعلم dan seterusnya = 10 kata
4. Aspek Kalimat
Kalimat dalam Bahasa Arab tidak sama pengertiannya dengan kalimat dalam Bahasa Indonesia. Kalimat dalam Bahasa Indonesia adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menunjukkan kepada suatu maksud, sedangkan dalam Bahasa Arab yang dimaksud dengan kalimat adalah sebuah kata atau lafazh yang terdiri dari satu huruf Hijaiyyah atau lebih yang menunjukkan suatu arti tersendiri/mufrad.
contoh : “Ali” adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia dan disebut sebuah kalimat dalam Bahasa Arab.
“Ali hadir” adalah sebuah kalimat dalam Bahasa Indonesia dan disebut sebuah jumlah dalam Bahasa Arab.
Pengertian Kalimat menurut ilmu Nahwu adalah :
لَفْظٌ مُفْرَدٌ يَدُلُّ عَلَى مَعْنًى
“Sebuah lafazh mufrad yang menunjukkan sebuah makna”
Seperti kalima-kalimat yang ada pada Basmalah berikut ini :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
بِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
اسْمِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
اللَّهِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
الرَّحْمنِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
الرَّحِيْمِ adalah satu kalimat dalam Bahasa Arab
2. Pembagian Kalimat
Kalimat dalam Bahasa Arab terbagi kepada 3 macam, yaitu
• Huruf Ma’ani, dinamakan Ma’ani karena huruf-huruf tersebut mempunyai arti tersendiri berbeda dengan huruf Hija’iyyah/Mabani yang tidak mempunyai arti. Huruf Mabani dalam Bahasa Arab kurang lebih ada 80 macam.
• Fi’il adalah sebuah kalimat dalam Bahasa Arab yang mengandung makna pekerjaan atau shifat yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah Kata Kerja atau Kata Sifat.
• Isim adalah sebuah kalimat dalam Bahasa Arab yang mengandung makna benda atau terkadang mengandung makna shifat yang di dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah Kata Benda.
3. Fungsi Kalimat
Dalam Bahasa Arab kalimat berfungsi membangun sebuah jumlah atau Syibhu Jumlah untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan.
contoh : إِلَى , ذَهَبَ , أَحْمَدُ , السُّوْق , masing-masing adalah kalimat dengan arti tersendiri, dan bila kita rangkai menjadi sebuah jumlah menjadi :
ذَهَبَ أَحْمَدُ إِلَى السُّوْقِ
Ahmad pergi ke pasar



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengetahuan karakteristik suatu bahasa merupakan salah satu cara memasuki pintu gerbang pemahaman bahasa tersebut. Begitu juga halnya dengan bahasa Arab yang memiliki ciri dan kekhususan yang berbeda dan mungkin juga tidak dimiliki oleh bahasa lain di dunia. Hal ini sangat perlu diketahui oleh para pengajar bahasa Arab dari segala tingkatan dan jenjang pendidikan. Namun faktor penting yang tidak bisa dinafikan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bahasa Arab adanya sense of belonging yang harus ada pada diri setiap umat Islam pada bahasa Arab.
3.2. Saran
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu kami masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutamanya :
1. Bagi Mahasiswa hendaknya lebih mendalami dalam belajar bahasa Arab.
2. Bagi pihak kampus hendaknya mendirikan sebuah club bahasa arab di IKIP PGRI Bojonegoro.






DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2004.

Amin Muhammad, al-Lughat al-’Arabiyyah Ma’nâhâ wa Mabnâhâ, Mesir: Dâr el-Fikr, 1980.

John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 2006.


Moh.Matsna HS, Diagnosis Kesulitan Belajar Bahasa Arab; makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa Arab di SMU tanggal 10 – 23 September 2003 di Jakarta.

Maulana, Ahmad, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2004.

Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005.

1 al-Fâruqy, dalam Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 2.
2Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2004), hlm. 31.
3 Abd al-’Azîz bin Ibrâhîm al-’Ashili, dalam Radliyah Zaenuddin dkk., Metodologi…hlm. 2.
4 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 2006), hlm. 107.
5 Ibid, hlm. 108.

Kamis, 06 Oktober 2011

Makalah Bahasa Gaul Dan Bahasa Indonesia Baku

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bahasa adalah sebuah sistem yang berhubungan satu sama lain, yang tersusun dari simbol lisan yang bersifat arbitrer yang dipakai oleh sekelompok masyakat bahasa digunakan untuk alat komunikasi dan berinteraksi antar sesamanya. Mengungkapkan ide pendapat serta semua hal yang yang mereka butuhkan untuk sebuah interaksi yang nyaman.
Sebagai isyarat yang digunakan untuk sebuah komunikasi, bahasa memang sangat beragam yang membedakan atara wilayah satu dengan yang lainnya. Di negara satu dengan Negara yang lain juga pasti memiliki bahasa yang berbeda pula. Dan didalam negara itu pastinya ada wilayah/ daerah-daerah yang berbeda pula bahasanya. Begitu juga di Indonesia. Sebagai contoh Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa, ada bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa Madura dan banyak lagi.
Dari sekian banyak bahasa di Indonesia inilah yang membedakan antara daerah satu dengan lainnya. Namun entah dari mana datangnya muncul bahasa anak muda yang selanjutnya disebut juga bahasa gaul. Dalam makalah ini penulis akan mencoba mengupas segala sesuatu tentang bahasa gaul dan bahasa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah
1. Bahasa seperti apakah yang disebut dengan bahasa gaul itu?
2. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui segala hal tentang bahasa gaul dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Memahami dampak dari bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bahasa
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.(http://wismasastra.wordpress.com).

Dari pendapat Keraf diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi berupa symbol bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia yang digunakan dalam masyarakat. Didalamnya menggunakan simbol-simbol vocal yang bersifat arbitrer.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem lambang bunyi yang arbitrer
2. Alat komunikasi
3. Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna
4. Digunakan oleh masyarakat untuk beriteraksi
2.2. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa menurut Mahmudah dan Ramlan (2007:2-3) menjelaskan bahwa fungsi bahasa adalah:
alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahsa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang. (http://kangarul.wordpress.com/2009/07/31/pengertian-dan-fungsi-bahasa/)



Fungsi bahasa dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang ada dalam fikiran dan perasaan kita, terlebih dengan bahasa kita dapat menyatakan apa tentang keberadan kita.
2. Alat komunikasi
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mengutarakan maksud yang ingin disampaikan seseorang. Dan menghasilkan kerjasama yang baik dihasilkan dari komunikasi antar individu.
3. Alat mengadakan adaptasi sosial
Sebagai alat komunikasi dan interkasi akan mempengaruhi banyak orang. Dari interaksi yang terus-menerus bahasa akan memudahkan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
2.3. Pengertian Bahasa Baku
Setiap negara atau suatu wilayah umumnya memiliki bahasa resmi masing-masing yang digunakan oleh rakyatnya. Pengertian bahasa baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan.
Penggunaan bahasa baku lazim dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di bawah ini :
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan, dan lain-lain.
2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)
Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain sebagainya.
3. Wacana Teknis (Tertulis)
Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-lain.
4. Pembicaraan Formal (Lisan)
Contoh : Murid kepada guru, bawahan kepada atasan, layanan pelanggan kepada pelanggan, menteri kepada presiden, dsb. Tidak hanya terbatas kepada orang yang dihormati saja karena presiden umumnya berbicara pada rakyat jelata dengan bahasa formal.
2.4. Pengertian Bahasa Gaul
Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Ragam ini semula diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok waria dan masyarakat terpinggir lain.(Harimurti Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke-Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
2.5. Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul
Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi formal dan non formal, ada konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Akan tetapi terkadang dalam suasana acara resmi seringkali dicampuri kata-kata yang tidak baku, inilah yang merusak dan membuat bahasa menjadi bercampur antara baku dan tidak.
Bahasa gaul dapat timbul dimana saja,. Bahasa yang digunakan oleh anak muda pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahasa gaul kita dapati dimana saja, karena bahasa gul dapat timbul di iklan televisi, lirik lagu remaja, novel remaja dan banyak lagi. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah eksistensi bahasa Indonesia tidak dapat dihindari ini karena pengaruh perkembangan alat komunikasi yang terus berkembang dan karena bahasa gaul dipakai anak muda kebanyakan maka bahasa baku akan tergeser eksistensinya.
2.6. Struktur Bahasa Gaul
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “memang menjadi emang”.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.
1. Pengunaan awalan e
Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.
2. Kombinasi k, a, g
Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
3. Sisipan e
Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vokal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
2.7. Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.
Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Inilah yang menjadi awal lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan berganti dengan bahasa gaul.










BAB III
PEMBAHASAN


3.1.Bahasa seperti apakah yang disebut dengan bahasa gaul itu?
Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Ragam ini semula diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok waria dan masyarakat terpinggir lain. (Harimurti Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke-Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
3.2. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia?
Bahasa gaul dapat timbul dimana saja,. Bahasa yang digunakan oleh anak muda pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahasa gaul kita dapati dimana saja, karena bahasa gul dapat timbul di iklan tevisi, lirik lagu remaja, Novel remaja dan banyak lagi. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah eksistensi bahasa Indonesia tidak dapat dihindari ini karena pengaruh perkembangan alat komunikasi yang terus berkembang dan karena bahasa gaul dipakai anak muda kebanyakan maka bahasa baku akan tergeser eksistensinya.











BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Bahasa gaul sebagai bahasa anak muda merupakan keanekaragaman budaya negara kita Indonesia dibidang bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang secukupnya dan digunakan tepat sesuai dengan porsinya. Bahasa gaul sangat berperan dalam pembentukan bahasa yang digunakan kalangan remaja karena penggunaannya yang bersifat santai dan fleksibel. Tapi alangkah baiknya jika kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia tetap terjaga.
Basa Indonesia dalah bahasa persatuan yang dulu dikukuhkan oleh kalangan muda dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, jadi sebagai mahasiswa terlebih jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia hendaknya kita berperan katif dalam peletarian bahasa nasional kita. Untuk itu kita harus memulai untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari diri sendiri. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara tidak langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.
4.2. Saran
“Perlunya pengajaran materi bahasa gaul untuk anak-anak sekolah tingkat SMP dan SMA agar mereka tau penggunaan bahasa gaul sesuai dengan keperluan.”
“Mengadakan seminar tentang bahasa gaul dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.”






DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah,Syarif.2011.Apa Bahasa Itu? SepuluhPengertian Menurut Para Ahli, ……...(online),(http://wismasastra.wordpress.com),diakses 08 Agustus 2011.
Ayuyanti,Aisiyah.2011.Pengertian Dan Fungsi ……..Bahasa,(online),(http://kangarul.wordpress.com),diakses 08 Agustus 2011
Harimurti Kridalaksana.2008. Kamus Linguistik (edisi ke-Edisi Keempat). Jakarta: ……..Gramedia Pustaka Utama.

Minggu, 02 Oktober 2011

Juara Lomba Opini Madani FM Bojonegoro

entah kenapa aku merasa lelah sekali pagi itu, seusai subuh aku baringkan tubuhku di karpet kamar makan. maklum karena asrama Pondok lagi dibongkar ya terpaksa aku tidur di ruangan kamar makan yang hanya beratap plafon. dalam tidurku selepas subuh itu aku tidak nyenyak. rasanya banyak sekali fikiran yang membuatku malas untuk segera bangun lelahnya badanku karena kesibukanku ikut ustad mengisi acara training Life revolution kemarin.
saat terbangaun dengan mata masih berat untuk kubuka, aku melihat ustad mifti sibuk membantu istrinya memasak. dia sedang memarut kelapa "terganggu gung tidurmu?" pertanyaan ustad mifti membuat aku malu "nggak pak. jam berapa sekarang?" dengan suara pelan dan serak aku menjawab.
"baru jam setengah tuju, kamu nggak kerja to hari ini?"
"yo kerja lah pak tapi badanku masih pegel banget." sambil menguap
"kalo gitu cepet siap-siap, anak muda kok jam segini masih molor."
"iya pak"
aku bangun dari karpet kamar makan, saat keluar aku menjumpai Bu suci yang sibuk dengan masakannya.
dengan mata masih sembab dan ras kantuk yang masih bergelayut aku berjalan menuju kamarku, sejenak setelah menyetrika baju kerjaku aku mandi dan siap untuk berangkat bekerja.
kulihat tukang-tukang dan kuli mulai berdatangan, dengan bergegas aku membersihkan sepatu kesayanganku dan bergegas untuk berangkat bekerja "gung kamu dapet hadiah apa?" tiba tiba aku dengar bu Ais menyapaku.
"hadiah apa bu?"
"loh kemarin tak SMS gak kamu baca to? apa nomer HPmu ganti?"
"i iya bu soalnya Hpku kan hilang yang dual sim."
"aku kemarin kan ndengerin Radio Madani nah, kemarin ada pengumuman lomba Opini katanya kamu juara 2."
"bener to bu"
"iya namamu Agung Budiono to?"
"Inggih bu, yo Alhamdulillah bisa menang."
"aku turut bangga gung"
"terima kasih bu"
hatiku senang sekali seakan tak percaya aku mendengar berita itu. "alhamdulillah,.... yes akhirnya aku menang!"
dengan hati berbunga-bunga aku berangkat kerja, aku berniat kan mampir di Koprasi Insan Permata tempat Sekretariat Radio Madani berharap segera tau hadiah yang akan kuterima.

Kamis, 15 September 2011

Opini Fortuner Muspida dan Kisah Sahabat Umar

Oleh Agung Budiono *)
Di Radar Bojonegoro 11/09/2011di halaman utama berjudul “Soroti Mobil Muspida” pengadaan 9 mobil Toyota Fortuner senilai 4 miliar yang diberikan kepada anggota Muspida menuai sorotan dari beberapa LSM. Pada intinya pembelian mobil mewah tersebut dipinjam pakaikan kepada pejabat Muspida.
Sebuah Catatan
Atas berita itu boleh jadi menimbulkan prasangka banyak orang terutama masyarakat Bojonegoro. Pertama. Pasalnya selain 9 anggota Muspida delapan camat baru rencananya juga akan menikmati mobil baru yang dianggarkan dari APBD tahun 2011 (baca: Soroti). Kedua, alasan wakil ketua DPRD Bojonegoro atas penggantian mobdin itu tak argumentatif. Dia bilang, mobdin yang lama sudah waktunya diganti karena pengadaan tahun 2003. Ketiga, ketika berita itu muncul, masih banyak kebutuhan rakyat Bojonegoro yang sebetulnya harus menjadi prioritas. yang perlu penanganan segera. Misal, banyak jalan yang rusak dan bahkan sebagian tergolong parah. Perbaikan jalan itu sangat urgen, bukan sekadar untuk membuat nyaman saat berkendaraan tapi terutama untuk menjamin keselamatan jiwa.
Atas masalah ini, kritik sudah sering disampaikan. Misal, lewat salah satu Radio terkenal di Bojonegoro, Nyaris tiap hari warga “berteriak” tentang banyaknya jalan rusak di Bojonegoro. Program pavingisasi yang beritanya akan memperbaiki jalan poros Desa juga banyak menjadi sorotan terutama mereka yang belum menikmati jalan paving yang mulus di desa mereka.
Masih belum dapat kita lupakan penderitaan para petani padi yang mengalami gagal panen tahun ini karena serangan hama wereng coklat, dari 14 ribu hektar lahan 95 persen mengalami gagal panen. Membuat para petani kehilangan mata pencaharian mereka dan kehabisan modal untuk menanam kembali.
Selain permasalahan gagal panen, dimusim kemarau seperti ini kekeringan juga melanda beberapa kecamatan di Bojonegoro setidaknya ada 55 desa dari 15 kecamatan yang mengalami kekeringan. Seperti contoh di kecamatan Ngasem. Warga disana harus menempuh jarak 3 Km untuk mendapatkan air bersih guna keperluan MCK (mandi cuci kakus) dan belum lagi untuk minum binatang ternak mereka.
Kisah Gandum Sahabat Umar
Ada sebuah kisah di zaman kekhalifahan Umar bin Khaththab RA sahabat Nabi yang bergelar Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil menjadi khalifah kedua (634-644) dari empat Khalifah Ar-Rasyidin. Pada masa kekhalifahannya ada sebuah kisah yang patut kita renungkan terutama bagai para pemimpin.
Umar bin Khaththab RA adalah khalifah/pemimpin yang sederhana dan sangat peduli kepada rakyatnya. Hampir setiap malam Umar RA melakukan perjalanan diam-diam. Kadang sendirian dan pada kesempatan lain ditemani salah seorang sahabatnya. Dia masuk-keluar kampung untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Umar RA khawatir jika ada hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh pemerintahannya. Di saat-saat seperti itu biasanya dia menyamar.
Ditemani seorang sahabat –Aslam- pada suatu malam Umar RA berkeliling lagi. Dari sebuah gubuk Umar RA mendengar tangis anak-anak yang kelaparan. Dari sebuah celah, tampak seorang ibu sedang memasak di dekat anak-anak itu. Lelah menangis sambil menunggu sang ibu memasak, anak-anak itu tertidur.
Umar RA penasaran, lalu mengetuk pintu dan memberi salam. Umar RA bertanya, ”Maaf, terlihat anak-anak Ibu sangat lapar. Mengapa masakan Ibu tak kunjung matang?”
“Tidak ada makanan. Dari tadi saya hanya merebus batu yang dikira oleh anak-anak sebagai makanan. Karena kelelahan mereka tertidur,” urai ibu –yang janda- itu dengan sedih.
“Mengapa Ibu tidak minta bantuan Khalifah?” kata Umar RA.
“Khalifah tak peduli! Dia sibuk,” tukas si janda.
Umar RA terkesiap, tapi tetap berusaha tenang. Lalu, dia pamit dan bergegas menuju Baitul Maal (gudang perbendaharaan negara). Dia ambil sekarung gandum dan memikulnya menuju gubuk tadi.
Aslam yang menyaksikan itu tak tega dan berkata, “Biar saya yang memikulnya, wahai Khalifah!” Umar RA menukas cepat: “Tidak, terima kasih. Kelak, apa Anda bisa memikul dosa saya di akhirat karena saya telah membiarkan rakyat kelaparan?”
Demi sebuah tanggung jawab, sambil memikul gandum di kegelapan malam, Umar RA –sang Khalifah- terus melangkah pasti menuju gubuk tempat janda dan anak-anak yang sedang kelaparan itu. Subhanallah!
Sesungguhnya kepentingan rakyat adalah yang paling utama bagi seorang pemimpin sejati, Dari kisah umar diatas adalah contoh betapa besar tanggung jawab yang diemban seorang pemimpin yang selama kepemimpinannya selalu berusaha untuk mendahulukan kepentingan rakyat.
Dahulukan Kepentingan Rakyat!
Andai kepentingan yang semata hanya mengejar kemewahan untuk wakil rakyat dapat diurungkan, dan pemimpin kita lebih mendahuluan kepentingan rakyatnya. maka ini akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Tapi apakah pemimpin kita telah menyadari bahwa tugas mereka disana adalah semata untuk kepentingan rakyat.
Wahai para pejabat, bercerminlah! Sebagai pemimpin yang bujak Umar RA aktif mencari informasi akurat tentang perkembangan kesejahteraan rakyatnya dan bersegera untuk menyelesaikan persoalan rakyatnya. rasanya diera informasi zaman sekarang untuk sekedar informasi perkembangan kesejahteraan akan sangat mudah untuk didapatkan akan tetapi sudahkah ini dilaksanakan.
Para pejabat, ingat-ingatlah selalu sumpah saat dilantik dulu bahwa akan selalu lebih mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang diri, keluarga, dan golongan. Ingat-ingatlah pula, saat disalami orang sesaat setelah dilantik, biasanya kalimat standar yang keluar adalah: “Semoga saya bisa menunaikan amanat ini”.
Para pejabat, jangan khianati amanat! Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (QS Al-Anfaal [8]: 27).
Terakhir, agar nanti tidak menyesal, renungkanlah: seperti diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa jabatan itu adalah amanat Allah. Di hari kiamat nanti jabatan itu akan menjadikan seseorang menyesal atau hina karenanya, kecuali orang-orang yang bisa menegakkan kebenaran serta berlaku adil lagi jujur.
*Penulis adalah pemerhati masalah sosial, tinggal di Ponpes Hidayatullah Bojonegoro

Ledre In Love

Awal kisah cinta ini adalah di terminal Rajekwesi. Disaat seorang penjual jajanan Ledre makanan Khas Bojonegoro Akbar Begitu dia disapa bertemu dengan Navisa gadis cantik berjilbab anggun nan kaya raya. Ketika tidak ada seorangpun yang mau membeli Ledre dari Akbar. Dan hanya wanita itu yang menaksir. Gaya berdagangnya memang berbeda. Dia tidak menyembunyikan kekurangan ledre yang dijualnya.
Dia sama sekali tidak menyesali dengan apa yang dilakukannya. Karena dengan begitu dia bisa bertemu dengan Navisa seorang gadis berjilbab yang menjadi penyelamatnya. Ya penyelamat. karena jika hari itu tidak ada yang membeli ledrenya, dia tidak akan dipercaya oleh pemilik Toko karena dia memang masa percobaan. Dia akan dipakai pemilik toko jika dia mampu menjual barang.
“silakan beli ledre ini makanan khas Bojonegoro. Lihat, cuma ada remuk sedikit.” Akbar menawarkan dagangannya kepada para penumpang bis yang mampir di pusat oleh-oleh terminal.
Akbar kikuk mendapati tokonya sudah sesiang ini, baru ada baru ada yang mengunjungi. Yang datang pun bukan sembarangan. Seorang gadis muda bertubuh semampai, dari parasnya sungguh mempesona dan pakaian yang menyilaukan mata. Bermerek terkenal dengan tas senada dan sepatu ber hak tinggi yang pas. Baru kali itu Akbar bertemu dengan gadis secantik itu.
Akbar gegas merayapi wajah perempuan itu dengan bola matanya. Baru kali ini, dia melihat pahatan sempurna tuhan pada wajah perempuan ini. Akbar tidak dapat lagi mengumpama atau mereka-reka. Barangkali inilah bidadari yang sering datang dalam khayalan tertingginya. Akbar masih tertenung oleh pesona tidak berkedip matanya.
Jilbab anggun yang dikenakan membalut kepala hingga dada. Pada jilbab itu terselip hiasan yang makin menegaskan keanggunan. Wajah gadis itu bening, bercahaya. Kedua matanya bulat besar, dengan bulu mata lentik, tak lagi bisa digambarkan indahnya.
“Hei.” Perempuan itu melmbaikan tangan di depan wajah Akbar. “ kamu mau membeli ledre ini?” akbar menawarkan sembari mengemasi perasaan gugup dan serbasalahnya.
Gadis itu diam saja mata besar indahnya merayapi sudut demi sudut toko. Tanpa sedikitpun mempedulikan Akbar perempuan itu masuk begitu saja kedalam kedai. Sekotak ledre yang ditawarkan Akbar sama sekali tidak dihiraukan.
“Apa keunggulan barang-barangmu?” perempuan itu memasang mahkota keangkuhannya. Keyakinan kuno masih dipegangnya bahwa bagaimanapun, pembeli adalah raja.
“Barang-barang yang kujual ini bagus, meskipun memiliki cacat. Tapi, percayalah, cacatnya itu hanya sedikit.”
Gadis itu mengulum senyum. Geli dengan penjelasan pedagang muda didepannya. Sepanjang umurnya baru kali ini dia menjumpai pedagang yang tidak menomorsatukan barang dagangannya.
“Lihatlah.” Nahar Kembali mengangkat sekotak ledre yang telah dibuka bungkusnya. “Ledre ini kelihatan enak bukan.”
Gadis itu mendekapkan tangannya di dada. Dan berlagak hendak menaksir barang yang ditawarka Akbar. Sesekali ekor matanya menikam wajah Akbar penuh Tanya. Dari gurat wajahnya yang keras gadis itu tau Akbar menyimpan keraguan dan kegugupan.
“tapi lihat, ledrenya remuk-remuk gitu nggak utuh,” kata gadis itu datar.
“Matamu indah,” kata Akbar seenaknya. Sungguh. Itu adalah kalimat putus asa yang diucapkannya. Kalimat itu diucapkan karena saking tidak ada lagi cara untuk menaklukkan gadis itu.
“Apa yang kau katakan?” gadis itu bertanya dengan kejut. Keangkuhannya naik ke tingkat lanjut.
“E e eeeeit tidak. Bagaimana, kamu akan membelinya bukan?” Akbar mencoba menetralkan keadaan.
“Aku tidak akan membeli daganganmu bila tidak kau ulangi kata-katamu tadi!” gadis itu mengancam.
“Penuhi dulu janjimu, kalau kamu mendapatkan keterangan dariku, kamu akan membeli Ledre ini.” Nahal tidak kalah rikuh. Malah sempat sempatnya dia pamerkan barisan giginya. Dia terkekeh.
“ayo katakan!” gadis itu sudah putus tali kesabaran hinga kata-katanya meninggi.
“Mata kamu indah.”
Gadis itu terdiam sejenak. Harga dirinya memaksa dirinya untuk tidak lena dengan pujian. Baru saja dia hendak membalas, Akbar sudah membungkamnya dengan sebuah pernyataan.
“Tapi matamu akan indah bila berada pada tempatnya.”
“Maksudmu.” Gadis itu mengerutkan keningnya, hingga kerutannya menumpuk.
“Ini” nahar menyerahkan sebuah cermin.
Perempuan itu makin berkabut bingung.
“Berkacalah. Lalu perhatikan matamu. Apakah kau sepakat denganku kalau matamu memang indah?”
Ajaibnya, gadis itu menurut saja. Diangkatnya cermin itu dan di dekatkannya pada wajahnya.
“Pusatkan pandanganmu hanya pada matamu. Anggaplah Bibirmu yang ranum, pipimu yang kemerahan, hidungmu yang mancung, bahkan seluruh wajahmu tidak ada. Apakah kamu puas dengan mata indahmu saja?”
Gadis itu menghembus napas. Cermin dari Akbar diturunkannya lagi. Tajam matanya menyilet pemuda itu. Dia sudah sampi pada kesadaran bahwa dirinya sedang dipermainkan dan digombali habis-habisan.
“sama halnya dengan ledre ini.”Akbar kembali berbicara sembari mengangkat sekotak ledrenya.”kalau kamu memusatkan pada cacatnya saja, selamanya dia akan begitu. Apakah setelah membeli ledre ini dan memakannya, remuk-remuk ledre ini akan mempengaruhi rasanya? Tentu tidak bukan?”
Tatapan tajam gadis itu menumpul, dia terkesima dengan penjelasan sederhana namun menusuk hati dari pemuda di depannya. Hatinya luluh dan merasakan bisikan tak biasa di dalam hatinya.
“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya dari ledre ini. Kalaupun kamu jadi membelinya, kamu sudah tau resikonya. Apakah aku akan mengecewakanmu? Kurasa tidak.”
“Baiklah. Aku akan membeli ledre ini berapa kamu menjualnya?”
“ Dari majikanku, harganya sekian. Silakan kamu lebihkan berapa dari harga dari majikanku.
Gadis itu mengenngguk-anggukkan kepala. Dia kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang kepada akbar. Transaksi itu sudah disepakati dan seketika dia beranjak dari kedai itu.
“ Hei, tunggu!”
“Ada apa lagi? Kamu mau aku memberi seluruh ledre jualanmu?”
“aku hanya ingin kamu tahu, kata-kataku tadi tidak mengada-ada matamu memang indah.”
Gadis itu tersipu. Dia kembali pada fitrahnya, kembali getaran aneh menyelimutinya antara rasa malu dan rasa entah apa. Gadis itu tak bisa mengucapkan kata-kata dari bibirnya hanya anggukan kecil dan senyum tipis menyibakkan bibir indahnya. Dan dia terus saja melangkah anggun tanpa menoleh ke belakang.