Pages

Kamis, 29 Desember 2011

Perjaka Sendirian

gejolakku bebas tanpa arah
jika nanti aku duduk di hamparan kenistaan
aku merasa inilah jalanku
tapi terkadang aku muak dengannya

kupu kupu malam tak tau arti cinta
melenggang meniti malam
dengan buaian cinta tanpa asmara
hampa
tanpa rasa sepertinya mereka telah ejakulasi

kuingin bebas mengartikan hidup
aku ingin lepas darisemua yang mengekang
rambutku biarlah begini
dibilang semrawut carut marut aku tak pernah peduli
karena akulah pemuda berselimut sepi

Bimbingan & Konseling Untuk Kita

Minggu, 17 Oktober 2010
DINAMIKA PERILAKU INDIVIDU DALAM KELOMPOK

PEMBAHASAN

1. Pengertian perilaku
a. Menurut Lewin (Psikologi Umum, 2003: 197), perilaku adalah interaksi yang tampak pada individu dan lingkungannya.
b. Menurut paham holistic, perilaku adalah aspek intrinsic (niat, tekad, azam) dari dalam diri individu yang merupakan faktor penentu dalam melahirkan perilaku tertentu meskipun tanpa adanya penangsang yang datang dari lingkungan.
c. Menurut paham behavioristik, perilaku adalah tingkah laku individu yang terbentuk melalui proses pembiasaan dan pengukuhan dengan mengkondisikan stimulus dalam lingkungan.
d. Menurut Sugiyo (buku ajar psikologi social 2006:3), perilaku adalah manifestasi dari kejiwaan manusia.
e. Menurut Heru Mugiarso, perilaku adalah suatu aktivitas psikis yang didasari niat atau motif untuk mencapai tujuan.
f. Menurut Skinner (Psikologi Umum 2003: 123), perilaku manusia adalah organisme yang berperan dan berpikir yang ditentukan oleh kejadian-kejadian di masa lalu dan sekarang.
g. Menurut beberapa ahli psikologi, perilaku adalah aktivitas yang dapat diobservasi.
h. Sedangkan pengertian lain dari perilaku adalah serentetan kegiatan atau perubahan dalam ruang hidup.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas kelompok dua menyimpulkan bahwa perilaku adalah suatu aktivitas manusia yang merupakan manifestasi dari jiwa manusia dan dipengaruhi oleh aspek-aspek yang ada pada diri manusia dan aspek-aspek di luar manusia yang bisa terbentuk dari proses belajar, imitasi pembiasaan dan lain-lain sebagainya.



2. Macam-macam perilaku
Secara umum perilaku manusia sangatlah banyak dan berikut ini adalah beberapa perilaku yang kelompok kami temukan:
Menurut Sugiyo (Psikologi social, 2006:1) adalah
1) Perilaku motorik adalah perilaku yang dinyatakan dalam perbuatan jasmaniah misalnya makan, berjalan, mandi dan sebagainya.
2) Perilaku kognitif adalah perilaku yang berhubungan dengan pemahaman, penalaran, pengenalan dan lain-lain.
3) Perilaku konatif adalah perilaku yang berhubungan dengan motivasi untuk mencapai tujuan misalnya harapan, cita-cita dan lain-lain.
4) Perilaku afektif adalah perilaku yang merupakan manifestasi dari penghayatan misalnya marah, sedih, cinta dan lain-lain.
Menurut beberapa ahli yang lain
5) Perilaku agresif adalah perilaku yang dimaksud melukai orang lain dan perilaku melukai orang lain.
6) Perilaku verbal adalah perilaku yang menekankan pada penggunaan lisan atau ucapan.
7) Perilaku nonverbal adalah perilaku yang menekankan pada pengusaan bahasa tubuh manusia.
8) Perilaku normal adalah perilaku yang sesuai dengan norma atau aturan masyarakat tertentu.
9) Perilaku abnormal adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan masyarakat tertentu.
10) Perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyesuaikan suatu keuntungan.
11) Perilaku menolong adalah perilaku yang dimotivasi oleh keinginan untuk memberi keuntungan bagi orang lain.
12) Perilaku salah suai adalah perilaku yang dapat menyesuaikan diri yang keliru.

Menurut Sofyan S Willis (Konseling Individual Teori dan Praktek, 2004: 75)
13) Perilaku kelompok adalah respon-respom anggota kelompok terhadap struktur sosialnya dan norma yang diadopsinya.
14) Perilaku kolektif adalah tindakan seseorang oleh karena pada saat yang sama berada pada tempat dan perilaku yang sama pula.
15) Perilaku instrument adalah perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan (menurut Morgan dalam Psikologi Umum 2003: 291 ).
Menurut Descartes (Psikologi Umum 2003: 81) adalah
16) Perilaku rasional adalah perilaku yang berhubungan dengan jiwa yang disebut unexpended substance karena dikuasai jiwa, seseorang dapat merencanakan atau meninjau kembali suatu tingkah laku.
17) Perilaku mekanis adalah perilaku yang berhubungan dengan badan (extended substance) misalnya gerak reflek.
Menurut Watson (Psikologi Umum 2003: 122) adalah
18) Perilaku tertutup adalah perilaku yang tidak dapat langsung terlihat dari luar misalnya berpikir.
19) Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat dilihat secara langsung dari luar.

3. Aspek-aspek yang ada dalam individu

1. Persepsi adalah proses menyimpulkan informasi dan menafsirkan kesan yang diperoleh melalui alat indra.
2. Motivasi adalah fenomena kejiwaan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku demi mencapai sesuatu yang diinginkan atau dituntut oleh lingkungannya.
3. Sikap adalah faktor yang menjadi pendorong seseorang bertindak atau berperilaku.
4. Kepribadian adalah keadaan internal individu sebagai proses organisasi dan struktur dalam diri seseorang.
5. Ingatan adalah kemampuan manusia untuk menerima rangsang, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman yang dialami.
6. Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan atau bayang-bayang yang belum pernah ada di dunia nyata.
7. Perasaan adalah keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang.
8. Tanggapan adalah gambaran ingatan dalam jiwa manusia yang terjadi setelah objek yang diamati sudah tidak berada lagi dalam ruang dan waktu pengamatan.
9. Kemauan adalah kekuatan yang sadar dan hidup dan atau menciptakan sesuatu berdasarkan perasaan dan pikiran.
10. Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relative bisa bersifat umu atau khusus.
11. Intelegensi adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi yang baru.


4. Dinamika individu dalam kelompok dan penerapannya
Dinamika perilaku adalah perilaku-perilaku yang dapat membuat suatu kelompok menjadi hidup dan dinamis, sehingga dapat menciptakan dinamika kelompok dan tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada dasarnya individu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya individu memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis. Untuk mendapatkan perilaku yang dinamis, individu perlu menyesuaikan dan menggunakan segala aspek yang ada dalam dirinya. Apabila semua aspek dalam diri individu dapat berjalan dinamis, individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya tetapi juga dapat mengembangkan diri ke arah pengembangan pribadi.
Pengembangan pribadi yang dimaksud adalah individu dapat menguasai kemampuan-kemampuan social secara umum seperti keterampilan komunikasi yang efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleran, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap demokratis, memiliki rasa tanggung jawab social seiiring dengan kemandirian yang kuat dan lain sebagainya.
Dalam bimbingan dan konseling kelompok pun dinamika perilaku perlu diterapkan agar kegiatan bimbingan dan konseling kelompok bisa berjalan dengan lancar, dinamis dan tujuan yang diingkan tercapai. Misalnya dalam bimbingan dan konseling kelompok semua anggota dan konselor bersikap pasif maka kegiatan tersebut tidak akan hidup dan tidak berjalan dengan lancar. Begitu pula sebaliknya.
Contoh penerapan dinamika perilaku dalam bimbingan dan konseling adalah:
Selama kegiatan bimbingan kelompok, hanya seorang siswa saja yang aktif sedangkan anggota yang lain hanya diam saja sehingga kegiatan bimbingan bersifat monoton. Maka konselor selaku pemimpin kelompok harus mencari cara agar semua anak bisa mengeluarkan pendapatnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang : UNNES Press

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta

Supriyo dan Mulawarman. 2006. Ketrampilan Dasar Konseling. Semarang : UNNES Press

Supriyo. 2005. Buku Ajar Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling. Semarang

Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: Ghalia Indonesia

Santoso, Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: Unnes Press

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Surya, Mohammad. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: C. V. Ilmu

Sugiyo. 2006. Buku Ajar Psikologi Sosial. Semarang

Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda

Rabu, 21 Desember 2011

Untuk Ibunda

kuingat ibu ! jemarimu lembut mengusap kening ini
ku ingat ibu ! matamu berbinar saat melihat anakmu tersenyum
langkahmu terseok saat aku tertidur di punggungmu
kukais kisah kita
kisah cinta nan indah hanya kau dan aku
tentang hangatnya pelukanmu dimalam yang beku
tentang lembutnya suaramu disaat aku merengek
lembaran kisah ini tak mungkin terbalas ibunda
berada disisimu aku kembali sadar
tentang arah hidupku
ijinkan aku ya bunda
aku ingin melukis senyummu biarpun itu tak lama
aku ingin menggendongmu hingga kau terlelap
ibu...
kini aku sadar biarpun semua telah kuberikan
kata tuhan, aku tak akan sanggup membalas semua
cinta, kasih sayang, itu
hanya sanggup kubalas dengan do'a
semoga engkau selalu bahagia mempunyai anak seperti ini

Cinta Sederhana

lucunya kisah cinta
hingga aku tak tau apa artinya
membuat aku berfikir adakah cinta untuku
mimpi yang hanya melayang bagai asa tanpa warna
jingga warna berubah memerah warnanya merona
aku tetap tak mengerti inikah cinta?

lelah aku mencari
sekali kutemui rasa itu sirna
tak kudapati
sendiri mungkin itu terbaik untuku
tanpa cinta akan bahagia
itu mungkin
warna pelangi kembali kutemui

merah kuning hijau jingga biru menyatu
aku temui butiran bahagia saat aku disampingnya
ya mungkin itu bahagia
biarlah kujalani cinta ini
sederhana saja

Selasa, 20 Desember 2011

Sistem Adaptasi Semantik Dari Bahasa Arab Ke Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
Kebutuhan dunia pendidikan akan guru yang professional mengharuskan para guru untuk menguasai berbagai bahasa tidak hanya bahasa Indonesia dan Inggris saja tetapi juga bahasa Arab. Sebagai mahasiswa keguruan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia kita dituntut untuk mengetahui dan menguasai bahasa Arab. Oleh sebab itu kelompok kami menyusun makalah tentang Kajian Sistem adaptasi Semantik dari bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Lalu apakah pengertian dari makna, jenis-jenis dari makna, dan relasi makna? Menurut Mansoer Pateda (2001:79) bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Ada beberapa jenis makna, antara lain makna leksikal, makna gramatikal, makna denotasi, dan makna konotasi. Selain itu, ada juga yang disebut relasi makna yaitu Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
Pada bagian selanjutnya dari makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian makna, jenis-jenis dari makna, dan relasi makna.

1.1. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini ada beberapa hal yang ingin kami ketahui diantaranya:
1. Apakah pengertian dari makna Itu?
2. Apa sajakah jenis-jenis makna dalam bahasa Arab?
3. Bagaimanakah perkembangan semantik dalam bahasa Arab?
4. Bagaimanakah contoh kata serapan dari Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia?
1.2. Tujuan Penulisan
Setelah memperhatikan latar belakang penulisan dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah kami adalah:
1. Mengetahui tentang karakteristik makna pada bahsa arab.
2. Mengenal jenis-jenis makna dalam bahasa Arab
3. Mangetahui perkembangan semantic dalam bahasa Arab
4. Mengetahui contoh kata serapan dari Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Makna
Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
2.2. Relasi Makna
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain. Dalam makalah ini kami jelaskan jenis – jenis makna sebagai berikut.
1. Makna Leksikal
Makna leksikal (makna asâsiyyah atau mu‘jamiyyah, atau juga makna denotatif) dapat diartikan sebagai makna kata secara lepas diluar konteks kalimatnya. Makna leksikal ini terutama yang berupa kata dalam kamus biasanya menjadi makna pertama dari kata atau entri yang terdaftar dalam kamus.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai hasil suatu proses gramatikal. Dan dalam bahasa Arab dikenal dua bentuk gramatikal yaitu Sintaksis (Nahw) dan Morfologi (Sharf).
Dalam sintaksis Arab dikenal sebuah istilah yang disebut dengan i‘râb. Kedudukan i‘râb mempunyai peranan penting dalam menentukan kejelasan suatu makna.
3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual adalah makna yang diperoleh dari lingkungan kebahasaan yang melingkupi sebuah kata, ungkapan atau kalimat. Makna kontekstual ini juga berlandaskan pada kondisi sosial, situasi atau tempat serta keadaan dan kesempatan dimana kata atau kalimat itu diucapkan dengan segala unsurnya, baik dari pembicara ataupun pendengar. Karena itulah banyak pakar mengatakan bahwa sebuah kata baru dapat ditentukan maknanya, apabila kata itu telah berada dalam konteks kalimatnya.
Makna sebuah kalimat sering tidak tergantung pada sistem gramatikal leksikal saja, tetapi bergantung pada kaidah wacana. Makna sebuah kalimat yang baik pilihan katanya dan susunannya sering tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan hubungannya dengan kalimat lain dalam sebuah wacana. Contoh pemahaman ekspresi “terima kasih” bermakna “tidak mau” dalam situasi jamuan makan.
A. Konteks kebahasaan (linguistic context/al-siyâq al-lughawî)
Yang dimaksud konteks kebahasaan adalah kumpulan suara, kata-kata, dan kalimat yang dapat mengantarkan pada suatu makna tertentu, atau seluruh keadaan, kondisi, dan unsur-unsur kebahasaan yang melingkupi sebuah kata.
B. Konteks emosional (emotional context/al-siyâq al-‘âthifî)
Yang dimaksud konteks emosional adalah kumpulan perasaan dan interaksi yang kandung oleh makna kata-kata, dan hal ini terkait dengan sikap pembicara dan situasi pembicaraan. Sementara makna emosional yang dikandung oleh kata-kata itu berbeda-beda kadar kekuatannya, ada yang lemah, ada yang sedang, dan ada yang kuat.
C. Konteks situasional (situational context/siyâq al-mauqif)
Yang dimaksud dengan konteks situasional adalah situasi eksternal yang mungkin bisa dikandung oleh makna sebuah kata, dan hal itu menuntut untuk mempunyai makna tertentu.
D. Konteks kultural (cultural contex/al-siyâq al-tsaqâfî)
Yang dimaksud konteks kultural adalah nilai-nilai kultural dan sosial yang kandung oleh sebuah kata atau kalimat, hal ini terkait dengan kebudayaan dan masyarakat tertentu. Karena itulah, perbedaan lingkungan budaya pada suatu masyarakat akan mengakibatkan perbedaan makna kalimat pada lingkungan budaya masyarakat yang lain.
Perbedaan makna bahasa antara Indonesia dan Arab bisa disebabkan oleh perbedaan budaya Arab dengan budaya Indonesia.

2.3. Pembagian Makna Dalam Bahasa Arab
Ad-Dalaalah atau Semantic Ilmu dalalah disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistic yang memepelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi linguistik yang mempelajari makna/ arti dalam bahasa arab mengenai jenis-jenis makna. Mukhtar umar membaginya kepada lima jenis
1. Al-Ma’na al-asasiy adalah makna kata yang melakat pada sebuah kata.
2. Al-Ma`na al-ishafy adalah makna yang terkandung dalam sebuah kata disamping makna sebenarnya yang melekat pada kata tersebut.
3. Al-Ma`na al –ushuby makna yang berkenaan dengan gaya pemilihan kata didalam masyarakat sehubungan adanya perbedaan sossial, geografi tingkat pendidikan.
4. Al-ma`na al-nafsy makna yang terkait pada orang tertentu tetapi tidak untuk umum.
5. Al-Ma`na al-ihaiy maka yang terkandung dalam sebuah kata yang menunujukan kepada seseorang yang berkenaan adanya kata itu dengan keadaan diluar bahasa.
Dalam kajian ini ada lafal-lafal bahasa Arab yang dihubungkan dengan lafal-lafal lainnya dan dikaitkan dengan pemakaiannya dan kita kenal dengan sebutan at-taraduf al-musytaraq lafdzhi dan at-tadhodz.
A. Taraduf secara harfiah berarti sesuatu mengikuti sesuatu sedangkan kata taraaduf itu sendiri berarti sesuatu yang saling mengikuti, sedangkan secara etimologi definisi Taraduf menurut Dr. Taufik Muhammad Salim beberapa kata menunjukan arti yang sama.
Contoh :
1. Zauj – imara`ah
2. As-subh – al-fajr
3. Al-qamka – an –nabr – al-hantatun

dalam bahasa indonesianya adalah kata-kata yang sama bunyinya tetapi mengandung arti dan pengertian berbeda.
Contoh : 1. Syahaadah mengandung sepuluh arti/makna antara lain : Observasi, menyaksikan, melihat, yakni, beraksi, DLL
Contoh : 2. Quru` yang berarti siang atau siang malam
B. At- Tadzodz atau Antonim.Para ahli bahasa Arab mendefinisikan antonim dengan menggunakan satu kata untuk dua pengertian yang berlawanan seperti
A. الموت - الحي
B. البياض - البيضاء
C.
2.4. Perkembangan Semantik Bahasa Arab
Perkembangan semantik adalah salah satu bentuk perkembangan bahasa yang obyeknya adalah kata dan arti kata. Arti sebuah kata sebenarnya tidak permanen tetapi mengalami perubahan yang terus menerus dan tak seorangpun yang mampu mengahalangi perubahan itu. Ini dapat dibuktikan dengan melihat kamus, dimana sebuah kata dapat mengalami perubahan makna setiap saat.
D. Namun fenomena terpenting dari masalah perkembangan sematik berputar dalam 3 hal yaitu:
a. Takhsis makna
b. Ta’mim makna
c. Pergeseran makna
1. Takhsis makna
E. Yaitu membatasi makna lafal umum terhadap makna tertentu saja, dengan demikian makna kata tersebut cakupannya telah berkurang dari makna yang sebelumnya. Contoh makna lafal yang menyempit kata حريم yang berarti sesuatu yang tidak boleh disentuh, kini artinya menyempit untuk perempuan saja. Kata الصحابة yang berarti teman dalam arti luas kini menyempit dan menjadi sahabat nabi saja, kata التوبة yang berarti “kembali” kemudian menjadi kembali dari dosa, kata الحج yang berarti bermaksud menjadi bermaksud ke baetullah.
2. Ta’mim Makna
Hal ini terjadi ketika adanya pergeseran dari makna khusus menjadi makna umum. Misalnya kata لوح yang dulunya berarti sejenis benda yang digunakan untuk menulisi kemudian meluas artinya menjadi pelat, bangun perahu, papan dan orang besar tulang tangan dan kakinya. Kata البأس yang dulunya berarti kesusahan dalam perang meluas menjadi kesusahan dalam segala hal, kata العقيقة yang berarti rambut bayi yang tumbuh sejak dalam kandungan meluas menjadi binatang yang disembelih ketika rambut bayi dipotong, kata المجد yang berarti penuhnya perut binatang karena makanan meluas menjadi dipenuhi kemulian.
3. Pergeseran Makna
Pergeseran lafal dari cakupan pemakaian yang biasa ke cakupan yang lain. Pergeseran ini terjadi dalam dua hal:
1. Pergeseran makna karena relasi kemiripan (الإستعارة)
2. Pergeseran makna karena relasi ketidakmiripan (المجاز المرسل)
1. Istiarah
Istiarah dalam ilmu balagah terjadi jika salah satu dari unsur tasybih –musyabbah dan musyabah bih– dibuang demikian pula adat al-tasybih. Penggunaan istiarah banyak digunakan pada kata-kata yang bergeser maknanya karena adanya kemiripan. Misalnya kata ثعبان yang berasal dari kata ثعب yang berarti mengalir bergeser menjadi “ular” karena kemiripan antar air yang mengalir dan ular yang berjalan. Anggota tubuh manusia merupakan obyek istiarah yang banyak digunakan baik dalam bahasa Arab maupun Indonesia. Sebagai contoh أسنان المشط, سن االقلم, عين الحقيقة, رأس الشارع, ظهر الأرض, رجل الكرسي dan lain-lain. Demikian pula anggota tubuh binatang misalnya, ذيل الفستان, ذيل الصفحة, جناح الطائرة .Kemudian dalam tumbuh-tumbuhan misalnya, شجرة النسب, فرع العائلة, ثمرة البحث . Contoh lain adalah تحية عاطرة, إستقبال بارد, صوت حلو
Istiarah sering pula digunakan pada pemakaian kata konkrit terhadap makna yang abstrak seperti, جسم المسكلة, عقد المسألة, ركز الفكرة . Menurut Ibnu Faris pemakaian istiarah merupakan tradisi orang arab dalam berbicara. Hal inipun banyak dilakukan orang arab ketika menggubah syair maupun prosa, dan dalam keadaan demikianlah Alqur’an diturunkan.
2. Al-majaz al-mursal
Al-majaz al-mursal adalah pergeseran makna yang bukan disebabkan karena adanya kemiripan makna tapi justru tidak ada kemiripan sama sekali antara makna asli dengan makna barunya. Ini berbeda dengan takhsis dan ta’mim makna yang melahirkan penyempitan dan perluasan makna, sementara dalam al-majaz al-mursal hal itu tidak terjadi karena makna yang lama dan makna yang baru, cakupannya sama atau sekelas.
Pergeseran makna dalam al-majaz al-mursal disebabkan karena adanya beberapa relasi yaitu: al-sababiyah, al-kulliyah, al-juz’iyah, al-halliyah, al-mahalliyah, al-mujawarah, al-umum, al-khusus, dan i’tibar ma kana. Contoh al-sababiyah (menyebutkan akibat tapi yang dimaksud adalah penyebabnya) dalam Alqur’an قد أنزلنا عليكم لياسا kata لباسا (pakaian) tidak mungkin turun dari langit, tapi yang dimaksud adalah hujan sebagai penyebabnya. Contoh al-kulliyah (menyebutkan keseluruhan tapi yang dimaksud adalah sebahagian) dalam Alqur’an فاغسلوا وجوهكم و أيديكم kata أيدكم jamak يد artinya tangan sampai bahu tapi yang dimaksud di sini adalah tangan sampai siku.
Pergeseran makna terjadi pula dalam 2 hal lain sebagai berikut:
1. Pergeseran dari makna kongkrit ke makna abstrak
2. Pergeseran dari makna abstrak ke makna kongrit
Pertama, pergeseran dari makna konkrit ke makna abstrak sejalan dengan dengan perkembangan akal manusia. Jika pemikiran rasional berkembang maka kebutuhan kepada makna yang abstrak juga akan meningkat. Pergeseran ini juga dapat dinamakan majaz hanya saja bukan majaz sebagai bagian balagha. Jika dalam balaghah majaz di maksudkan untuk dapat mempengaruhi perasaan maka majaz disini semata-mata hanya dimaksudkan agar dapat membantu manusiai mengungkap hal-hal yang abstrak.
Sebagai contoh kata غفر yang arti asalnya adalah menutup sesuatu yang tampak kemudian dalam Islam berkembang menjadi pengampunan atau menutupi dosa. Demikian pula kata زكي yang arti dasarnya adalah berkembang dan bertambah, kemudian dalam Islam berubah menjadi penyucian jiwa. Kata نبط yang pada mulanya berati mengeluarkan air dari sumur kemudian muncul kata إستنباط yang sering dipergunakan dalam istilah ushul fikhi. Demikian pula kata النفق yang berarti fatamorgana kemudian berkembang dan memunculkan kata منافق .
Kedua; pergeseran dari makna abstrak ke makna kongkrit. Pergeseran jenis kedua ini seringkali dimaksudkan untuk memperjelas konsep yang bersifat abstrak sehingga seakan akan dapat diraba, dicium, didengar, dilihat dan rasakan. Jenis ini banyak digunakan dalam bahasa sastra sehingga kata-kata sabar, dengki dan cita-cita jika disampaikan dengan bahasa sastra maka seakan-akan obyek abstrak tersebut dapat terlihat. Misalnya kata الكرم diungkapkan dengan kata كثرة الرماد
2.5 Daftar kata serapan dari bahasa Arab dalam bahasa Indonesia
Membahas kajian adaptasi semantik dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia ada banyak Kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab. diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Untuk jelasnya kita ikuti saja contoh-contoh berikut ini:
1. Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
• abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
• bakhil, baligh, batil, barakah,
• daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,
• khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat
• musyawarah, markas, mistar, mahkamah, musibah, mungkar, maut,
• kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, napas,
• syariat, ulama, wajib, ziarah.
2. Lafalnya berubah, artinya tetap
• berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
• buya dari kata abuya
• derajat dari kata darajah
• kabar dari kata khabar
• lafal dari kata lafazh
• lalim dari kata zhalim
• makalah dari kata maqalatun
• masalah dari kata mas-alatuna
• mungkin dari kata mumkinun
• resmi dari kata rasmiyyun
• soal dari kata suaalun
• rezeki dari kata rizq
• Sekarat dari kata Zakarotil
• Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)
3. Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula
• keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
• logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
• naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
• perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
• petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna pendapat hukum.
• laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari kata 'askar yang berarti sama

4. Lafalnya benar, artinya berubah
• Ahli
• "kalimat" dalam bahasa Indonesia bermakna rangkaian kata-kata, berasal dari bahasa Arab yang bermakna kata.
• siasat







BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Semantik merupakan cabang linguistik yang penting dipelajari. Dengan mempelajari semantik, kita akan tahu tentang makna-makna bahasa, karena semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna.
Dan bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
3.2 Saran
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu kami masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutamanya :
1. Bagi Mahasiswa hendaknya lebih mendalami dalam belajar bahasa Arab terutama menghafal lebih banyak kosakata dan mengetahui maknanya.
2. Bagi pihak kampus hendaknya mendirikan sebuah club bahasa arab di IKIP PGRI Bojonegoro atau membuka jurusan pndidikan bahasa Arab.




DAFTARP USTAKA
Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet. 2, 2003.
--------, Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: Rineka Cipta,cet. I, 2003.
al-Dâyah, Fâyiz, ‘Ilm al-Dalâlah al-‘Arabi, Beirût: Dâr al-Fikr al-Mu’âshir, 1996.
al-Suyûthî, Jalâl al-Dîn, Kitâb al-Asybâh wa al-Nazhâir fî al-Nahw, Beirût: Dâr al-Kitâb al-‘Arabî, 1996.
Djajasudarma, T. Fatimah, Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna, Bandung: Eresco, 1993.
--------, Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur, Bandung: Refika Aditama, 2006.
Haidar, Farîd ‘Audh, ‘Ilm al-Dalâlah Dirâsah Nazhariyah wa Tathbîqiyyah, Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1999.

Kamis, 15 Desember 2011

sajak jejering sosial

cintaku tersambung bukan dengan hati
tapi karena memang hati ini terpaut denganmu
hanya lewat barisan status di dindingmu
lewat foto-foto di albummu yang memikat
cinta kita terjalin lewat kata pesan singkat
yang minim makna
kita mengukir janji setia dalam memori tanpa pertemuan
aku mencintaimu dalam lamunan
tanpa bayangan wangi asmara rabaan kulitmu
jika nanti kita memang berjodoh
biarkan aku tetap mencumbumu dalam kata

Rabu, 14 Desember 2011

Sajak Eksplorasi

untuk mereka para raja di telaga eksplorasi
selamat mengeruk harta kami emas hitam di perut bumi Angling Dharma
melengganglah sepuasmu hingga perutmu tak muat menelan minyak
hingga kepalamu pusing mendengar tangis kami
tertawalah jika ketidak berdayaan ini lucu bagimu
tak semata karena kami tak punya, lantas kau berbuat seenaknya
ah.... mungkin tak ada gunanya sajak ini
karena kupingmu telah tersumbat kerikil emas hasil eksplorasi
bernyanyilah ...
hiburlah kami dengan nyanyian kesejahteraan yang kau dengungkan
meliuk-liuk ..
mendengarnya saja kami sudah muak...
kami tuan rumah yang mati karena suguhan kami padamu adalah makan malam kami
ya ... tertawalah karena ketidak mampuan kami lucu dan tiada guna
kami harap meskipun sejenak
kau ingat kami ........
yang miskin di kubangan harta yang kami miliki.

Rabu, 07 Desember 2011

Anak Band Lebih Menonjol Dibidang Musik

Grup Band VS Boy & Girlband (3)

Reporter: Tim Magang GtS-1

blokBojonegoro.com - Setiap orang biasanya punya style tersendiri untuk menunjukkan identitasnya. Entah dari cara berpakaian, berbicara, maupun berinteraksi dengan lingkungan. Nah, anak band di sekolah juga mempunyai gaya. Bagaimana ya?

Sejumlah Bloker GtS saat ditanya mengenai style anak band di tempat masing-masing memang sedikit berbeda. Khususnya dari cara berbicara dan topik pembicaraannya.

Seperti dikatakan Andik, siswa MAN 2 Bojonegoro. Ia menjelaskan, bahwa anak band di sekolah memang agak berbeda. Seperti menunjukkan identitasnya dengan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan band. Bahkan tidak jarang mereka memakai aksesoris seperti gelang dan kalung, yang identik dengan gaya mereka.

”Tapi kalau ada guru, akseroris itu mereka lepas,” tutur cowok bertinggi 175 ini, kepada Tim bB GtS, sebutan akrab tim dari blokBojonegoro.com Goes to School.

Identitas tersebut hanya sekilas nampak. Sebab, kebanyakan anak band juga bisa membagi waktu antara kewajiban belajar dan bermusik. Terbukti, prestasi akademik anak band sama sekali tidak terganggu.

Diantara mereka ada yang masih masuk 10 besar ranking di kelasnya. Kalaupun tidak masuk sekolah untuk mengikuti event semacam festival band, mereka pasti izin kepada pihak terkait. Sehingga mereka tetap mendapat dispensasi. Sementara untuk Boy & Girlband tidak banyak diketahui, karena masih jarang di Bojonegoro.

"Untuk intensitas belajarnya, antara anak band maupun yang bukan, rata-rata sama. Bagi anak band, latihan ngeband tidak harus setiap hari, cukup jika mau ada event atau tawaran manggung," lanjutnya.

Hal yang sama juga disampaikan Bloker GtS lainnya. Sebab, rata-rata anak band sepakat bahwa mereka ingin berbeda dalam hal prestasi bermusik, bukan hanya untuk gaya-gayaan saja.

Bagi mereka, ngeband bukan hanya hobi, tetapi sekaligus tempat menuangkan kreasi. Lagi pula kegiatan tersebut lebih positif daripada nongkrong yang tidak jelas manfaatnya. Sedangkan ketika di sekolah, mereka tetap seorang murid yang tugas utamanya adalah belajar.

Sementara itu, menurut Bloker GtS yang bukan berpredikat anak band, jika teman mereka yang aktif ngeband gayanya biasa-biasa saja. Tidak ada yang membedakan, antara siswa yang tidak ikut band dengan anak band.

Pengakuan serupa juga diamini anak dari kalangan band di SMAN 1 Bojonegoro. Ronald misalnya. Diterangkan, gaya anak band sama saja dengan siswa lain. Kalau di panggung, baru gaya anak band berbeda.

”Kalau manggung, kami punya kostum sendiri. Desain dibuat oleh anggota band dan kami selalu memakai perpaduan batik Jenogoran,” jelas cowok yang hobi bermain basket ini sambil tersenyum.

Tidak hanya gaya mereka saja yang sama dengan siswa lain, dalam pergaulan pun anak band tidak pilih-pilih. Bagi mereka, teman bukan hanya dari band saja, sehingga sekat sangat tipis terjadi.

Terpisah, guru kesenian SMK Siang Bojonegoro, Indra Siswo S menegaskan, pada waktu dulu memang ada anak band yang memakai aksesoris rocker, seperti rantai dan yang lainnya. Namun, setelah diberi peringatan, bahwa sekolah adalah tempat belajar, bukan tempat bergaya, kini sudah tidak ada lagi siswa yang memakai aksesoris khusus. [Ika Farihatun N.R/Desi Sabrina Ekawati/Kanapi/Parto Sasmito]

Curi Sembako, Ibu Rumah Tangga Diamankan

Rabu, 07 Desember 2011 17:00:05
blokBojonegoro.com - Seorang ibu rumah tangga terpaksa dibekuk anggota Polsek Padangan karena terpergok mencuri Sembako di Pasar Cendono, Rabu (7/12/2011) tadi.

Tersangka Hartatik(43) warga Desa Lego Wetan, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi diduga mencuri sembako dari dua pedagang yang berbeda. Barang bukti yang diamankan berupa 20 Kg beras, 1/2 Kg bawang merah dan 1/4 Kg cabe hijau.

Kini tersangka hanya bisa meratapi nasibnya di dalam jeruji besi penjara Polsek Padangan. Pasalnya, tersangka tertangkap mencuri Sembako milik korban Warsini warga Desa Cendono dan Asih warga Desa Tebon, Kecamatan Padangan. Modusnya, secara bergantian tersangka minta barang lalu pergi tanpa membayar.

"Tersangka pura-pura membeli tapi setelah mendapatkan barang, dia kabur," kata Kapolsek Padangan, Kompol Cholil.

Tersangka diamankan di dalam pasar , lantas diserahkan ke Polsek Padangan guna penyidikan lebih lanjut. Dalam pengakuannya, tersangka terpaksa melakukan perbuatan itu lantaran tekanan ekonomi.

Sayangnya, alasan tersangka tidak mampu melepaskan dia dari penjara. Perbuatan tersangka diancam pasal 362 KUHP , barang siapa yang mengambil suatu barang, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memilikinya secara melawan hukum diancam karena pencurian dengan pidana penjara maksimum lima tahun. [oel/lis]

Sajak Asmara

Rembulanku
Sinarmu membias malam yang sunyi dan temaram
Biarpun mentari tak lagi buatmu bercahaya.
Biarkan aku tetap mengagumimu

Cinta
Jangan kau anggap ini
Sebuah gurauan
Karena secuil yang keluar dari hati ini hanyalah Cinta


Mawar
Kau indah
Begitu mempesona
Begitu sayang batangmu berduri
Saat aku coba ungkapkan cinta
Durimu menyakitiku.
Maaf mungkin juga bukan kata ternbaikyang harus terucap

Selasa, 06 Desember 2011

Sekolah Tak Peduli Band Pelajar

Reporter: Tim Magang GtS-1

blokBojonegoro.com - Kemajuan suatu band tidak akan terwujud tanpa dukungan berbagai pihak. Entah dari dalam, maupun luar komunitas tersebut. Khususnya di grup band anak sekolah.

Di tengah maraknya sajian Boy & Girlband di layar kaca, ternyata di Kabupaten Bojonegoro tidak seberapa heboh. Karena, untuk meniru atau membuat kolompok yang sama-sama suka nyanyi dan ngedance, sangat susah. Yang menjadi persoalan terkadang pihak sekolah kurang memberikan apresiasi kepada siswanya yang kreatif.

Beberapa Bloker GtS, sebutan akrab komunitas bB Goes to School, yang diwawancarai mengaku, cukup kesulitan memakai alat di sekolah atau mencari suntikan dukungan ke guru maupun petinggi almamater. Walaupun toh, itu tidak di semua sekolah. Terkadang, ada sekolah yang benar-benar mengimbangi pendidikan formal dengan ekstrakulikuler.

Guru Kesenian SMK Siang Bojonegoro, Indra Siswo S kepada Tim GtS menjelaskan, pihak sekolah saat ini sangat mendukung kegiatan kesenian siswanya, khususnya yang tergabung di grup band.

Dukungan ini tidak serta merta didapat dengan mudah. Sebelumnya pihak sekolah tidak terlalu peduli. Tetapi, karena naluri seni dan kemauan keras seluruh komponen, kemudian pihak sekolah memberi lampu hijau untuk kegiatan tersebut.

Yaitu memberikan kepercayaannya untuk menjadi pihak yang berwenang di bidang kesenian sekolah. Hal ini membuatnya bertambah semangat dalam menjalankan tugas.

“Dulu saya sempat mogok tidak mau mengurusi kegiatan kesenian di sekolah selama dua tahun. Hal itu sebagai wujud protes terhadap sekolah. Akhirnya, pihak sekolah mendukung keinginan saya untuk memberi wadah bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat bermusiknya," terang alumni IKIP PGRI Bojonegoro ini dengan senyum mengembang.

Dukungan pihak sekolah tidak selamanya berjalan mulus. Meski fasilitas pendukung sudah diberikan. Seperti membuat studio musik, dan bahkan sampai membeli berbagai peralatan. Di tengah jalan, ada kebijakan yang mengagetkan, yakni ada pemindahan mendadak studio musik ke ruang lain yang kondisinya tidak sebagus awalnya.

"Kami bersyukur, anak-anak masih giat latihan bersama-sama, walaupun di tengah keterbatasan. Atas kerjasama dari OSIS, siswa maupun sekolah, berbagai kegiatan terkait kesenian, termasuk pentas seni dan festival band, mereka laksanakan tanpa ada halangan lagi," sambung Indra sambil tersenyum.

Tidak hanya di SMK Siang saja yang memberikan dukungan kepada siswanya. Beberapa guru di level SMA sederajat mengaku yang sama. Karena, pimpinan di sekolah terkadang berganti di tengah jalan dan mempunyai kebijakan masing-masing.

Sementara itu Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga (Pora), Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, Bambang mengatakan membenarkan. Pria yang hobi tenis meja tersebut mengakui, bahwa rata-rata sekolah menengah di Kota Bojonegoro memiliki studio sendiri beserta alat-alatnya.

Melihat hal itu, ia cukup senang dan sangat mendukung adanya kreatifitas anak SMA sederajat. Seperti band maupun Boy & Girlband. Namun yang perlu diingat, sebagai generasi penerus tidak boleh gegabah.

"Apabila mereka telah benar-benar menjadi publik figur terkenal, mestinya mereka tidak meninggalkan kebudayaan Bojonegoro," tambah Wakabid Pora Disdikda Bojonegoro, Saifuddin.

Dukungan sekolah tidak berbanding lurus dengan keberadaan siswanya masing-masing. Ada juga sekolah yang sudah memberikan motifasi dengan keberadaan alat, tempat dan lainnya, tetapi minat dan bakat anak tiap tahunnya berbeda-beda.

Seperti yang dikatakan salah satu guru SMAK yang enggan menyebutkan namanya. Kalau mood setiap individu tidak pasti. Tahun kemarin ada banyak siswa yang bergelut di dunia band, tetapi untuk tahun ini malah tidak ada sama sekali.

Itu membuatnya cukup menghela nafas panjang, melihat menurunnya kreatifitas anak didiknya. “Tahun ini, sekolah kami tidak pernah menjumpai anak-anak yang sedang latihan band di sekolah. Tetapi mungkin prestasi lain yang kami punya, yakni basket yang pernah menjadi juara satu POPDA 2011 di Kabupaten Bojonegoro,” jelas wanita paruh baya yang menjadi Waka Kesiswaan di SMAK tersebut. [Ika Farihatun N.R/Desi Sabrina Ekawati/Kanapi/Parto Sasmito]

Dipukul Guru, Ortu Siswa Lapor ke Polres

Reporter: Akbar Ardiansyah

blokBojonegoro.com - Tindak kekerasan di kalangan sekolah kembali terjadi di Bojonegoro. Itu dikarenakan seorang guru asal salah satu Madrasah Tsanawiyah (Mts) Negeri di Bojonegoro bernama Aa (40) asal Kelurahan Sumbang, Kota Bojonegoro memukul siswanya.

Siswa tersebut bernama M Feby Dwi Prakoso (13) asal Jalan Gajah Mada, Kota Bojonegoro. Karena tidak terima anaknya dipukul, selanjutnya orang tua korban bernama Masrukin melaporkan kejadian itu ke Mapolres Bojonegoro.

Data yang berhasil dihimpun blokBojonegoro.com, Rabu (7/12/2011) menuturkan, bahwa menurut pengakuan orang tua korban di hadapan petugas SPK Polres Bojonegoro, aksi pemukulan itu berawal pada hari Selasa (6/12/2011) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB atau saat pelajaran jam kosong.

Saat itu, anaknya sedang mengambil kucing yang lewat di depan kelas. Setelah ditangkap, korban menakuti teman-temannya hingga suasana kelas menjadi gaduh. Bahkan, salah seorang temannya bernama Yeni mengalami pingsan.

Karena merasa resah, akhirnya kejadian itu dilaporkan ke terlapor dalam hal ini wali kelasnya. Lalu terlapor langsung masuk kelas dan menjewer telinga anaknya sebelah kiri. Belum puas, terlapor juga memukul kepala korban sebanyak dua kali.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kasubag Humas Polres Bojonegoro, Iptu Subarata membenarkan adanya laporan tersebut, dan kini kasusnya masih dalam penyelidikan petugas.

"Masak dunia pendidikan ada tindakan kekerasan. Dan itu bagi kami tidak mendidik siswa," ungkapnya. [syah/yud]
http://blokbojonegoro.com/read/article/20111207/dipukul-guru-ortu-siswa-lapor-ke-polres.html

Sertifikasi, Antara “Pelecehan”Guru dan Mimpi Keteladanan

Oleh :Agung Budiono
Ketika sertifikasi guru gencar dilakukan muncul beberapa pertanyaan. Diantaranya bagaimana kriteria guru yang baik? Apakah guru yang lulus sertifikasi telah memenuhi kriteria guru yang berkompeten? Adalah pertayaan-pertanyaan yang kerap muncul di dunia pendidikan setelah adanya program sertifikasi.
Menurut UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (SNP), sertifikasi adalah bentuk langkah penting untuk merubah kualitas generasi bangsa. hal ini diperkuat dengan Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) dijelaskan harapan bahwa setiap guru dan dosen memiliki kualitas sesuai standar yang ditetapkan pemerintah. dan nyatanya progam sertifikasi ini pula yang selalu manjadi pembicaraan diberbagai kalangan.
Disisi lain, banyak pendapat yang mengatakan sertifikasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Dalam pasal 16 UUGD menyebutkan guru yang telah lulus sertifikasi, berhak untuk mendapat sebuah sertifikat profesi . Dengan sertifikat profesi ini, guru berhak mendapatkan tunujangan profresi sebesar 1 bulan gaji pokok guru. Sehingga guru akan memperoleh penghasilan yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan fungsional dan tunjangan profesi. Selain itu mereka juga akan menerima tambahan penghasilan lain dalam bentuk tunjangan khusus bagi mereka yang bertugas didaerah khusus. Bila dilihat dari sudut pandang kalkulasi penghasilan guru maka sertifikat profesi ini memberikan sebuah harapan kesejahteraan. Asumsi pemerintah adalah akan ada peningkatan kulitas kompetensi guru seiring dengan peningkatan kesejahteraan.
Bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Begitu pula gambaran antusiasnya guru yang berbondong-bondong mengikuti sertifikasi. Mengurus segala persyaratan untuk mendapatkan sebuah sertifikat pendidik. Banyak syarat dari A sampai Z yang harus dipenuhi oleh seorang pengajar untuk dapat lulus program ini.
Dengan adanya tunjangan-tunjangan yang menjadi iming-iming bagi para guru, mengakibatkan tidak murninya niatan sebagian guru yang mengikuti sertifikasi, mereka akan cendrung mengejar iming-iming tunjangan profesi, bukan karena alasan untuk perbaikan kualitas guru.
Alasan ini pula yang melatarbelakangi kecurangan-kecurangan yang dilakukan guru untuk lulus sertifikasi. Misalnya banyak guru yang membeli sertifikat seminar atau pelatihan pendidikan yang diadakan instansi yang tidak bertanggungjawab tanpa mengikuti seminar ataupun pelatihan tersebut.institusi penyelenggara memperbolehkan mereka mendapatkan Sertifikat tanpa mengikuti karena mereka berani membayar lebih dari biaya normal.
Syarat lain seperti karya ilmiah yang harus dimiliki para pendaftar program sertifikasi ternyata juga tidak luput dari kecurangan. Banyak diantara pendaftar yang menggunakan karya ilmiah bukan dari karya pribadi, melainkan mereka menggunakan karya ilmiah orang lain untuk untuk diketik ulang di jasa pengetikan dan diganti identitas karya ilmiah itu menjadi ats nama dirinya.
Sertifikasi guru juga dinilai sebagai sebuah pelecehan. Hal tersebut dikarenakan guru yang tidak lulus penilaian portofolio selain harus melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi portofolio juga harus mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan evaluasi atau penilaian sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelengara sertifikasi. Guru yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru mendapatkan sertifikat pendidik. Padahal dalam lembaga yang mendidik calon-calon tenaga guru, telah mengeluarkan dua sertifikat yaitu ijazah dan akta empat. ApaBila guru yang telah memiliki Ijazah dan akta IV masih harus mengikuti pendidikan profesi untuk mendapatkan sertifikat pendidik maka bukankah ini sama saja meragukan pendidikan yang telah diterimanya? Hal ini berarti sertifikat pendidik lebih tinggi kualitas atau nilainya dari pada ijazah dan akta IV. Apakah ini bukan suatu bentuk pelecehan baik terhadap guru, dosen ataupun terhadap LPTK? Bila alasannya adalah untuk sebuah kontrol mutu hasil pendidikan maka pertanyaannya adalah apakah sertifikasi pendidik itu benar-benar dapat mengontrol mutu pendidik?
Program sertifikasi yang memasuki period eke empat ditahun 2011 ini. Selama periode tersebut, semoga pemerintah dapat mengevaluasi , baik dampak positif maupun dampak negatifnya dari proses dan hasil setelah sertifikasi.
Agar progam sertifikasi ini berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka ada dua catatan yang penulis sampaikan. Pertama, pemerintah harus menangani segala penyimpangan dalam prosedur penyeleksian. Selain itu perlu adanya evaluasi berkelanjutan untuk guru yang lulus sertifikasi. Kedua, kepada guru diharapkan untuk ingat dan mengamalkan ajaran mulia tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro “Ing Ngarso Sung Tulodho” (jika di depan harus bisa member teladan).
Memang tidak semua guru yang mengikuti program sertifikasi melakukan kecurangan, tetapi itulah potret suram (sebagian) program mulia bernama sertifikasi. Yang disalah gunakan dalam pelaksanaannya di lapangan. Bagaimana output peserta didik akan baik bila para pendidiknya seperti itu? Dan akan dibawa kemana para penerus bangsa ini?
Sungguh keberhasilan dunia pendidikan di negeri ini bukanlah ditentukan oleh sertifikasi semata, dan pendidik sejati yang diperlukan negeri ini bukan hanya mereka yang telah lulus sertifikasi. Sebab sertifikasi bukan merupakan tolak ukur satu-satunya bahwa dia adalah seorang guru professional. Pendidik sejati adalah guru yang bisa dijadikan teladan oleh muridnya, yang diantaranya tidak mengajarkan kecurangan atau mengahalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
*Penulis adalah pemerhati masalah sosial, Aktif di Sekolah Menulis SEC (SMS) dan Mahasiswa di IKIP PGRI Bojonegoro.

SOK SIBUK

Sok Sibuk. Ada seorang kantoran yang bernama Adi (nama samaran) yang baru naik pangkat dan dapat ruangan baru. tiap kali orang masuk ke ruanganya dia selalu berlaga sok sibuk dan melakukan sesuatu dan membuat orang tersebut menunggu. Suatu hari ada seorang pemuda datang, Adi langsung menyambar telepon dan berpura-pura bertelepon dengan mengatakan bahwa Dia banyak Job dan nilai jobnya ratusan juta. Setelah 10 menit Adi akhirnya selesai bertelepon

Adi : “Maaf yaah, sejak pindah ke sini saya bertambah sibuk banyak orderan jadi bikin anda menunggu lama dech…
Pemuda : “Tidak apa-apa pak.”
Adi : “Ada yang bisa saya bantu ?”
Pemuda : “Begini Pak saya kesini di minta bapak untuk membetulkan saluran telepon yang rusak.”
Adi : “@@#$@$@$%%^###&$@#”

Kena Batunya Dweh