Pages

Minggu, 21 November 2010

Cerpen Aku

Pagi yang cerah kala mentari menjamahku dengan sinarnya yang elok.."Assalamualaikum da..." seruku."Wa'alaikumuslam akh, hati2 di jalan" jawab senior di wismaku.. Adalah setiap hari kaki ini melangkah sejauh ratusan meter menuju halte bus kampus..Setiap hari juga ku menemukan perempuan-perempuan berjilbab itu..Mereka dari wisma akhwat (dari fakultas ekonomi) yang tak jauh dari wismaku..Ada yang aneh dengan mereka (kurasa), tak ada sedikit tegur sapa dengan kami,.Suatu ketika iseng-iseng ku bertanya pada temanku.. "kenapa setiap berpapasan dengan akhwat-akhwat itu mereka tak sedikit pun mengacuhkan kita?""ah, bukankah memang tak baik menghiraukan kita?""kenapa kau juga bertanya?""kau yang menanyaku!" Ah, apa2an itu. lalu seorang lagi dari kami berkata.."lalu apa yang akan kau lakukan jikalau mereka memang menyapa kita?""aku akan tersenyum saja""justru itu!""apa?""justru karena mereka tak ingin kau menebar senyum itu"
Best regards,

Selasa, 16 November 2010

Kejadian Aneh Yang Aku Alami (Sebuah Kisah Nyata)

Kejadian ini sudah belangsung sekitar 2 tahun yang lalu, sebenarnya saya juga segan menceritakan hal ini, karena kuatir dianggap mengada-ada, tapi ini cerita sebenarnya.

Saya seorang yang tidak percaya sama hal2 mistis atau gaib, meskipun sudah pernah mengalami kejadian tsb, saya juga masih tidak percaya hal-hal begitu sampai sekarang.
Waks!.... semua langsung langkah seribu...!!! Kabur....!!! si Karim, larinya paling kencang di depan (sampai skr gw masih heran, kok bisa dia yg paling kencang larinya). Sesampai di pos, semua terheran2 lihat kita teriak2. Setelah kami ceritakan, kita datangi rame2 (beraninya rame2 yah...), dan pada bawa kayu. Setelah mendekat, ternyata ada seorang perempuan sedang menyembah2 dibawah pohon, sambil merintih ampun..ampun.. dan setelah diperhatikan lagi, ternyata dia adalah pembantu RT nya teman aku, ko Acin yg biasanya sering ikut ngumpul di pos, tp pd hari itu dia di rumah. Setelah rumahnya di gedor, dan dicek, kami semua terheran2, bagaimana itu pembantu bisa keluar dari rumah? Pagar, pintu dalam keadaan terkunci dan kuncinya masih ada didalam.

Kejadian ini tidak berhenti pada hari itu saja, beberapa hari kemudian, kami menemukan dia ada didalam rumah kosong, 2 rumah dari rumah majikannya, petugas keamanan kami panggil, untuk mendobrak jendela rumah itu, entah bagaimana dia bisa masuk, yg jelas sebelum mendobrak jendela, kita sudah periksa jalan masuknya dia, tetapi semua dalam keadaan terkunci, dan rumah majikannya jg dalam keadaan terkunci rapi, dan kunci ada di dalam. Demikian pula, beberapa hari kemudian lagi, kami menemukan dia jam 10 malam di rumah kosong itu lagi dalam keadaan basah kuyup dan badan penuh cakaran, sewaktu di tanyakan kenapa kok basah kuyup dan penuh cakaran, dia bilang dia diceburin kedalam bak penampungan air oleh istrinya "siluman penjaga", katanya silumannya berbentuk siluman ayam dan badannya dicakar2 oleh si "istri", sebab si istri marah karena si "suami" bermaksud menjadikan dia istri.

Selang seminggu, kami sedang cerita2 kejadian ini, dan ada seorang teman, Felix, yg tidak percaya sambil mengejek2 kami, belum 1 menit dia mengejek, tiba2 dari dahinya mengeluarkan darah, dan tambah lama tambah deras, dia segera pulang dan mengompres pake es batu, di kasih macam2, termasuk bubuk kopi, dan 1/2 jam keluar lagi ke pos masih dg dahi dan kaus yg masih berdarah2 minta diantar ke Rumah Sakit, kami antar ke RS Pantai Indah Kapuk, ketika di RS, pendarahan sudah berhenti. Ketika kami berbicara ttg keanehan ini sambil menunggu kemungkinan darah keluar lagi di UGD, tiba2 si suster ikut nimbrung; "Bapak percaya tidak dg hal2 yg gaib? Soalnya dahinya bapak tidak ada bekas luka sama sekali, tadi sudah di cek sama dokter dan dokter jg bingung..."

Mr Bean

Sabtu, 06 November 2010

bagi yang belum 17++ dilarang melihat gambar ini
Gambar berikut adalah seorang wanita yang mampu melayani "pesanan" 12 pria sekaligus dalam saat bersamaan.....





Senin, 01 November 2010

Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yakni Bapak Agus yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
Bojonegoro, 28 Oktober 2010

Penulis




Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………....................... 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………… 2
BAB I.
Pendahuluan………………………………………………………………………... 3
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 3
1.2 Perumusan Masalah………………………………………………………… 4
1.3 Batasan Masalah……………………………………………………………… 4
1.4 Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 4
BAB II
2.1. Pengertian Berbicara………………………………………………………… 4
2.2 Unsur Dasar Berbicara…………………………………………………………….. 5
2.3 Empat konsep dasar berbicara………………………………………………… 5
2.4 Prosedur Kegiatan Berbicara…………………………………………………... 6
2.5 Prosedur Kegiatan Berbicara…………………………………………………… 6
2.6 Faktor Keberhasilan Berbicara……………………………………………............... 7
2.7 Cara Berbicara Efisien………………………………………………………… 9
2.8 Faktor Penghambat Efisiensi Berbicara………………………………………… 10
2.9 Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara……………………………………………… 11
BAB lll
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………… 12
3.2 Saran........................................................................................................................12
3.3 Daftar Pustaka...................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa terutama dalam hal berbicara, tapi dalam kenyataannya banyak di antara kita saat berbicara atau menyampaikan sebuah fikiran kurang efisien, itu dikarenakan kurangnya persiapan pembicara dalam berbagai hal. Baik dari segi penguasaan materi ataupun mental pembicara saat tampil didepan umum kebanyakan diantara mwereka mengeluh kurang pede demam panggung atau bahkan belum siap .
Hal inilah yang menyebabkan kesalahan presepsi bahwa berbicara didepan umum merupakan sesuatu yang menakutkan padahal dengan banyak latihan dan keberanian semua itu mudah di atasi, disisi lain ada juga sebagian orang yang suka berbicara di depan umum tapi mereka merasakan saat mereka berbicara di depan umum mereka tidak bisa memfokuskan pembicaraan mereka, saat mereka bicara di depan umum mereka tidak tahu alur pembicaraannya yang menyebabkan pembicaraannya menjadi tidak efisien.
Dengan demikian dalam makalah ini akan kami coba mengkaji fakto-faktor apa sajakah yang mempengaruhi dan bisa menunjang efisiensi berbicara.


1.2 Perumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini:
1. Apakah pengertian keterampilan berbicara?
2. Apakah pengertian dari efisien?
3. Manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pembicaraan yang efisien? 4. Apakah factor penunjang Efisiensi Berbicara?
1.3 Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah dalam makalah yang kami buat tentang ruang lingkup Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara.
1.4 Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Keterampilan Berbicara.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri berbicara yang efisien.
3. Untuk mengkaji tentang factor penunjang efisiensi berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara
Mengenai pengertian berbicara banyak sekali pendapat yang menjelaskan tentang berbicara diantaranya sebagai berikut:
 Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan (KBBI, 2005:165)
 Menurut Tarigan (tanpa tahun:15), menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.
 Menurut Djago Tarigan dkk (1998:34), menjelaskan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
 Berbicara adalah : Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
 Berbicara adalah : Suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
 Berbicara adalah : Proses individu berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan din sebagai anggota masyarakat.
 Berbicara adalah : Ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.
 Berbicara ada!ah : Tingkah laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan untuk menyampaikan pesan
2.2 Unsur Dasar Berbicara
Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu:
a. Pembicara b. Isi pembicaraan
c. Penyimak, dan d. Tanggapan penyimak
2.3 Empat konsep dasar berbicara.
1 Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat dilakukan oleh satu orang dan hal ini sering terjadi misalnya oleh orang yang sedang mempelajari banyak bunyi-bunyi bahasa serta maknanya atau oleh seseorang yang meninjau kembali.
2 Menggunakan sandi linguistic yang dipahami bersama, bahkan andai katapun dipergunakan dua bahasa namun setting pengertian, pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.
3 Merupakan suatu pertukaran antara partisipan, kedua pihak partisipan yang memberi dan menerima dalam pembicaraan sating bertukar sebagai pembicara dan penyimak.
4 Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan Iingkungan dengan segera. Prilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang nyata atau yang diharapkan, dan sang penyimak dan sebaliknya. Jadi hubungan itu bersifat timbal balik antara dua arah.
2.4 Prosedur Kegiatan Berbicara
1. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati.
2. Membatasi pokok pembicaraan.
3. Mengumpulkan bahan-bahan.
4. Menyusun bahan (pendahuluan, isi, kemampuan.
5. Melakukan Presentasi
2.5 Ciri-Ciri Pembicara Ideal
1. Berkonsentrasi Artinya pembicara harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disampaikan
2. Pembicara harus menyampaikan materi secara menyeluruh
Artinya pembicara harus menyampaikan materi secara utuh pada penyemak.
3. Pembicara harus menguasai materi yang hendak disampaikan secara lugas.
2.6 Pengertian Efisien
 Arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum.
 Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
 pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah:Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
2.6 Faktor Keberhasilan Berbicara.
Keberhasilan didalam berbicara sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Situasi
Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau kondisi saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tingkat pengetahuan pendengar. Yaitu menyangkut latar belakang level pengetahuan dari pendengar (audience).
b. Formal atau informal. Hal ini menyangkut apakah kita berbicara dalam suatu situasi yang formal (forum resmi) atau dalam situasi biasa atau kekeluargaan (informal)
c. Sedih atau gembira. Berbicara di depan orang yang berada dalam situasi sedih tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan ketika kita tampil berbicara di depan orang yang sedang dalam keadaan gembira. Untuk itu seorang pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi pendengarnya.
2. Ruang
Hal ini adalah tentang tempat dimana kita sedang berbicara, misalnya di dalam ruangan gedung ataukah di lapangan.
3. Waktu
Yang dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang sebenarnya yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi yang akan dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang atau basi.
4. Tema
Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga didalam pembicaraan seorang pembicara ia dapat fokus atau terarah. Sangat disarankan seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan sehing didalam pembicaraannya ia tidak ngawur atau mengambang yang dapat mengakibatkan isi pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika terpaksa harus lebih dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan kemudian pindah ke tema yang lainnya.
5. Isi atau Materi
Isi pembicaraan hendaknya sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan dengan mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah :
 Up to date, masalah yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat-hangatnya di dalam masyarakat.
 Merupakan suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.
 Masalah yang mengandung pertentangan publik, benar-salah, baik-buruk.
 Sesuai dengan kemampuan logika pendengar, dll.
6. Teknik Penyajian
Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam berbicara, meliputi :
a. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini seorang pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak monoton), aksen yang tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan istilah yang tidak perlu.
b. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak pucat, tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.
c. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya, misalnya dengan pengulangan-pengulangan yang seperlunya, atau dengan penekanan-penekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
d. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain yang berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan. Hal ini dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa menimbulkan kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.
e. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-nilai pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani, bijaksana, berpandangan baik, percaya diri, tegas, tahu diri, tenang dan tenggang rasa.
2.7 Cara Agar Pembicaraan Menjaadi Lebih Efisien
a. Singkat & Padat – Kurang lebih 150-200 kata dan bisa diselesaikan dalam 60 detik. Terlalu lama juga membosankan, dan terlalu singkat juga kurang jelas intinya.
b. Mengerti Lawan Bicara – Siapa lawan bicaranya? Dari sini kita bisa menekankan poin-poin yang hendak disampaikan.
c. Gunakan Istilah Umum – Sedikit terkait dengan poin di atas, kita juga bisa menentukan istilah-istilah yang digunakan sesuai lawan bicara kita..
d. Mengerti Topik Luar & Dalam – Wajar saja sebelum berbicara kita harus mengerti topiknya. Tapi lebih penting lagi, bila kita bisa menonjolkan sisi positif dari argument atau materi yang akan disampaikan
e. Semangat Berapi-Api – Tunjukan semangat berapi-api yang meyakinkan lawan bicara akan kemungkinan suksesmu. Yang lebih penting adalah mengajak lawan bicara terbawa arus dan masuk ke momen tersebut.
f. Lemparkan Umpan – Yang dimaksud dengan ‘umpan’ adalah satu pernyataan atau pertanyaan yang mengundang lawan bicara untuk mengetahui lebih. Bila berhasil, anda punya lebih dari 60 detik.
g. Konsisten – Ada sebagian orang bercerita lain kepala, lain ekornya. Dengan kata lain, tidak konsisten dan jadinya malah membingungkan.
2.8 Faktor Penghambat Efisiensi Berbicara
1. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap dalam berbicara (terutama di depan umum), berbicara tersendat-sendat, menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan tidak sabar.
2. Sikap yang kurang tepat. Seorang dosen yang sedang memberi kuliah sambil duduk diatas meja sehingga akan memberi kesan yang kurang baik bagi mahasiswa
3. Kurang pengetahuan.Seorang yang kurang pengetahuannya, jarang membaca atau mendengar radio atau televisi, akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembicaraan orang lain.
4. Kurang memahami sistem sosial.
5. Prasangka yang tidak beralasan
6. Jarak fisik Komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak komunikan dan komunikator berjauhan ataupun terlalu berdekatan
7. Tidak ada persamaan persepsi
8. Indera yang rusak
9. Berbicara yang berlebihan. Berbicara berlebihan seringkali akan mengakibatkan penyimpangan dari pokok pembicaraan
10. Mendominir pembicaraan


2.9 Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara.
1) Kemampuan berbahasa lisan dengan baik Untuk dapat efisien dalam berbicara kempuan berbahasa lisan menjadi faktor utama ini dikarenakan kemampuan berbicara dengan baik tidak cedal, artikulasi yang jelas, tidak gagap dan intonasi .yang bagus akan membuat pembicaraan lebih mudah dimengerti dan pembicaraan menjadi lebih efisien.
2) Lingkungan Faktor lingkungan memberikan pengaruh besar kee’fisienan sebuah pembicaraan diantaranya adalah pendengar atau audience, suasana, tempatdan forum pembicaraan menjadi faktor efisiensi berbicara.
3) Pembukaan Pembukaan menjadi faktor penunjang efisiensi berbicara karena bila seorang pembicara dapat memberikan pembukaan yang baik maka 50% pembicaraan telah dikuasai dan pembicaraan selanjutnya akan lebih terarah.
4) Penguasaan Materi Setelah sukses dipembukaan pada saat menyampaikan materi adalah inti dari sebuah pembicaraan, jadi penguasaan materi menjadi faktor penting efisiensi berbicara dan yang terpenting lagi bagai mana pembicara dapat membawa jalannya pembicaraan agar pembicaraan tidak menjadi membosankan dan terkesan monoton.
5) Alokasi Waktu Pembagian waktu menjadi fator penunjang efisiensi pembicaraan karena Inti dari sebuah efisiensi yaitu bagaimana dengan waktu yang singkat dapat memberikan pemahaman yang luas, Pada materi yang disampaikan maka perlu pembagian pembicaraan maksimal 1 jam per sesi dan pembahasan yang lebih luas dapat dilanjutkan dalam forum tanya jawab.






BAB lll
3.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat kami tarik sebuah kesimpulan bahwa dalam sebuah pembicaraan hendaknya perlu kesiapan baik materi yang akan disampaikan, pengenalan lawan bicara, kemampuan menjadikan pembicaraan lebih efektif dan efisien, dan didukung oleh faktor-faktor penunjang efisiensi pembicaraan agar materi yang disampaikan dapat mudah dipahami, walaupun dengan penguasaan materi dan waktu yang terbatas.
3.2 Saran.
1. Mengingat pentingnya efisiensi dalam sebuah pembicaraan maka pelu banyak melakukan latihan menjadi seorang pembicara agar kita dapat lebih baik lagi dalam berbicara di depan umum
2. Perlu mengembangkan keyakinan dalam penguasaan materi sebelum berbicara didepan umum.
3.3 Daftar Pustaka
Natasamita hanapi, Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia
Tarigan, Henry Guntur. Tanpa Tahun. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.Tarigan, Djago dkk. 1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud.
_____. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.