Pages

Selasa, 06 Desember 2011

Sekolah Tak Peduli Band Pelajar

Reporter: Tim Magang GtS-1

blokBojonegoro.com - Kemajuan suatu band tidak akan terwujud tanpa dukungan berbagai pihak. Entah dari dalam, maupun luar komunitas tersebut. Khususnya di grup band anak sekolah.

Di tengah maraknya sajian Boy & Girlband di layar kaca, ternyata di Kabupaten Bojonegoro tidak seberapa heboh. Karena, untuk meniru atau membuat kolompok yang sama-sama suka nyanyi dan ngedance, sangat susah. Yang menjadi persoalan terkadang pihak sekolah kurang memberikan apresiasi kepada siswanya yang kreatif.

Beberapa Bloker GtS, sebutan akrab komunitas bB Goes to School, yang diwawancarai mengaku, cukup kesulitan memakai alat di sekolah atau mencari suntikan dukungan ke guru maupun petinggi almamater. Walaupun toh, itu tidak di semua sekolah. Terkadang, ada sekolah yang benar-benar mengimbangi pendidikan formal dengan ekstrakulikuler.

Guru Kesenian SMK Siang Bojonegoro, Indra Siswo S kepada Tim GtS menjelaskan, pihak sekolah saat ini sangat mendukung kegiatan kesenian siswanya, khususnya yang tergabung di grup band.

Dukungan ini tidak serta merta didapat dengan mudah. Sebelumnya pihak sekolah tidak terlalu peduli. Tetapi, karena naluri seni dan kemauan keras seluruh komponen, kemudian pihak sekolah memberi lampu hijau untuk kegiatan tersebut.

Yaitu memberikan kepercayaannya untuk menjadi pihak yang berwenang di bidang kesenian sekolah. Hal ini membuatnya bertambah semangat dalam menjalankan tugas.

“Dulu saya sempat mogok tidak mau mengurusi kegiatan kesenian di sekolah selama dua tahun. Hal itu sebagai wujud protes terhadap sekolah. Akhirnya, pihak sekolah mendukung keinginan saya untuk memberi wadah bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat bermusiknya," terang alumni IKIP PGRI Bojonegoro ini dengan senyum mengembang.

Dukungan pihak sekolah tidak selamanya berjalan mulus. Meski fasilitas pendukung sudah diberikan. Seperti membuat studio musik, dan bahkan sampai membeli berbagai peralatan. Di tengah jalan, ada kebijakan yang mengagetkan, yakni ada pemindahan mendadak studio musik ke ruang lain yang kondisinya tidak sebagus awalnya.

"Kami bersyukur, anak-anak masih giat latihan bersama-sama, walaupun di tengah keterbatasan. Atas kerjasama dari OSIS, siswa maupun sekolah, berbagai kegiatan terkait kesenian, termasuk pentas seni dan festival band, mereka laksanakan tanpa ada halangan lagi," sambung Indra sambil tersenyum.

Tidak hanya di SMK Siang saja yang memberikan dukungan kepada siswanya. Beberapa guru di level SMA sederajat mengaku yang sama. Karena, pimpinan di sekolah terkadang berganti di tengah jalan dan mempunyai kebijakan masing-masing.

Sementara itu Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga (Pora), Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, Bambang mengatakan membenarkan. Pria yang hobi tenis meja tersebut mengakui, bahwa rata-rata sekolah menengah di Kota Bojonegoro memiliki studio sendiri beserta alat-alatnya.

Melihat hal itu, ia cukup senang dan sangat mendukung adanya kreatifitas anak SMA sederajat. Seperti band maupun Boy & Girlband. Namun yang perlu diingat, sebagai generasi penerus tidak boleh gegabah.

"Apabila mereka telah benar-benar menjadi publik figur terkenal, mestinya mereka tidak meninggalkan kebudayaan Bojonegoro," tambah Wakabid Pora Disdikda Bojonegoro, Saifuddin.

Dukungan sekolah tidak berbanding lurus dengan keberadaan siswanya masing-masing. Ada juga sekolah yang sudah memberikan motifasi dengan keberadaan alat, tempat dan lainnya, tetapi minat dan bakat anak tiap tahunnya berbeda-beda.

Seperti yang dikatakan salah satu guru SMAK yang enggan menyebutkan namanya. Kalau mood setiap individu tidak pasti. Tahun kemarin ada banyak siswa yang bergelut di dunia band, tetapi untuk tahun ini malah tidak ada sama sekali.

Itu membuatnya cukup menghela nafas panjang, melihat menurunnya kreatifitas anak didiknya. “Tahun ini, sekolah kami tidak pernah menjumpai anak-anak yang sedang latihan band di sekolah. Tetapi mungkin prestasi lain yang kami punya, yakni basket yang pernah menjadi juara satu POPDA 2011 di Kabupaten Bojonegoro,” jelas wanita paruh baya yang menjadi Waka Kesiswaan di SMAK tersebut. [Ika Farihatun N.R/Desi Sabrina Ekawati/Kanapi/Parto Sasmito]

0 komentar:

Posting Komentar