Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

Optimalkan 3M (Minyak, Menyok dan Munyuk) Potensi Bojonegoro

             Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki, baik itu potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
Nah, bicara potensi memang negeri kita tercinta ini tidak ada duanya tak terkecuali dengan Bojonegoro. Sebagai warga asli Bojonegoro, atau istilah kerennya cah Jonegoro kita tentunya sangat paham betapa kota ini sangat kaya akan potensi yang layak untuk kita syukuri dan kembangkan agar Bojonegoro menjadi kota yang mandiri dengan mengelola potensinya secara mapan. Ini sebagai wujud pelaksanaan otonomi daerah UU No. 22/1999 bagi kota kita tercinta ini. 
Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita kembangkan, dalam tulisan ini saya menyebut ketiga potensi lokal Bojonegoro dengan  “3M” (Minyak, Menyok dan Munyuk). Setelah membaca akronim dari 3M ini pasti akan muncul pertanyaan kenapa ada kata Menyok dan Munyuk?. Untuk Minyak rasanya sudah jelas ini terkait potensi pertambangan minyak dan gas (Migas) yang ada di Bojonegoro, yang kedua Menyok ini saya gambarkan sebagai potensi agraris yang dimiliki Bojonegoro, sedangkan yang terakhir “Munyuk” adalah sebutan kera dalam bahasa Jawa adalah analogi saya untuk potensi wisata yang ada di kota Bojonegoro.

Langsung saja kita mulai dengan "M" yang pertama yaitu potensi Minyak Bojonegoro

Suasana malam di pengeboran Migas Bojonegoro 

         Potensi minyak bumi di bumi Angling Darma dalam hal ini Blok Cepu mengandung cadangan Migas sebesar 7,7 triliun kaki kubik minyak bumi atau setara 650 juta barel. Inilah yang akhir-akhir ini membuat Bojonegoro menjadi sorotan publik sebagai daerah penghasil minyak yang akan menopang kebutuhan minyak nasional. Bahkan ada beberapa pendapat bahwa Bojonegoro akan menjadi Texasnya Indonesia.

Pengelolaan potensi migas Bojonegoro telah dilakukan oleh perusahaan bertaraf internasional seperti  ExonMobil Oil dan Petrochina tetapi dalam pengelolaan migas ini perusahaan ini harus merangkul perusahaan kota Bojonegoro sesuai dengan perda konten lokal No 23 Tahun 2011. Dengan ini sudah kita lihat peningkatan bojonegoro secara ekonomi dari pengelolaan migas. Karenanya  potensi migas ini adalah yang utama dan mendapatkan perhatian serius sebagai potensi lokal.

"M" yang kedua adalah Menyok”  atau potensi di bidang pertanian, diantara banyaknya potensi pertanian di Bojonegoro yang menjadi sorotan saya untuk ditingkatkan sebagai unggulan potensi lokal adalah:

1.      Tembakau
Bapak Bupati Bojonegoro sedang mengamati tanaman Tembakau  warga.
      Tahun ini kabarnya di Bojonegoro tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) dan Jawa seluas 6.641,50 hektare. Besarnya potensi pertanian tembakau ini didukung oleh adanya banyak perusahaan rokok di Bojonegoro. Dengan potensi tembakau ini tidak hanya  petani yang memanen hasilnya tetapi pengusaha, dan pekerja pabrik rokok yang jumlahnya tak sedikit bisa tersejah terakan.


2.      Salak Wedi
Salak Wedi khas Bojonegoro
      Buah Salak yang banyak tumbuh di Desa Wedi adalah jenis buah Salak Manis yang tak kalah terkenal dengan Salak Pondoh Yogyakarta. Saat ini luas panen buah ini mencapai  ± 199,8 ton/th. Ini merupakan potensi agribisnis lokal yang luar biasa.
Saat ini Salak Wedi baru sebatas dimanfaatkan dalam bentuk buah segar tanpa olahan, jika ada investor yang mampu mewadahi pemanfaatan Salak Wedi menjadi produk olahan semacam Jenang Salak atau Manisan maka potensi buah Slak Wedi ini akan lebih membawa kesejahteraan bagi banyak pihak.

3.      Belimbing Ringinrejo
Belimbing Ringinrejo potensi agribisnis yang perlu dikembangkan.
Dari Buletin Pemkab Bojonegoro 2013 edisi 1 yang terbit di RADAR BOJONEGORO Senin, 30 September 2013, diantara potensi agribisnis yang patut di kembangkan adalah kebun Belimbing di Desa Ringinrejo Kecamatan Kalitidu. Menghasilkan buah Belimbing manis yang mempunyai berat 2-3 Ons/buah dapat menjadi andalan Kabupaten Bojonegoro.











“M” yang terakhir adalah Munyuk atau potensi wisata di Bojonegoro. Di kota kita tercinta ini tentunya banyak potensi wisata yang perlu perhatian khusus untuk lebih dioptimalkan. Dalam hal penataan, sarana-prasarana, penambahan fasilitas, dan promosi yang harus digencarkan agar wisata kita tidak kalah dengan daerah tetangga. Potensi wisata Bojonegoro tersebut meliputi:

1.      Wana Wisata dan Lapangan Golf “Tirtawana Dander”

Beberapa fasilitas di Tirtawana Dander masih memerlukan perbaikan agar wisatawan dapat terlayani dengan optimal.

2.      Kayangan Api 
Khayangan Api sampai saat ini sudah mengalami banyak perbaikan namun kondisi hutan disekitarnya kini mulai gundul harus mendapat perhatian kita bersama.

3.      Waduk Pacal
4.      Bendungan Gerak 



5.      Kebun Belimbing Desa   Ringinrejo


Bendungan Gerak selain dibangun sebagai sarana penampung air  untuk irigasi pertanian dan penangkal banjir juga menjadi potensi wisata yang layak untuk dikembangkan.  









Kebun Belimbing di Desa Ringinrejo dapat menjadi pilihan untuk sekedar menikmati pemandangan ataupun memborong buah Belimbingnya yang terkenal besar dan manis.

6.     Kebun Salak Wedi
Salak Wedi jika di kembangkan menjadi produk olahan nilai jualnya akan lebih tinggi dibanding dijual dalam kondisi buah segar.

7.      Sentra kerajinan Meubel Kayu Jati di Desa Sukorejo
Bojonegoro sangat terkenal dengan Kayu Jatinya yang jempolan, di sentra mebel Desa Sukorejo ini akan banyak kita jumpai toko mebel sehingga kita leluasa memilih mebel kayu jati yang pas di kantong dan pas di hati.

8.      Tambang Minyak Tradisional di Wonocolo
Tambang minyak tradisional di Wonocolo perlu perhatian khusus untuk dapat difungsikan sebagai tempat wisata kegiatan penambangan secara tradisional harus dipertahankan.

9.      Air terjun di Desa Krondonan Kecamatan Gondang
Belum banyak yang tau kalau di daerah Bojonegoro mempunyai air terjun yang indah, Air Terjun di Desa Krondonan patut menjadi pilihan wisata yang harus dikembangkan keberadaanya.

Dari Sembilan potensi wisata yang saya sebutkan mungkin masih banyak yang belum saya ketahui, dari diantara kesembilan tempat itu, Wana Wisata dan Lapangan Golf “Tirtawana Dander”, Kayangan Api , dan Waduk Pacal adalah tempat wisata yang sejak lama dimiliki Bojonegoro dan harus diutamakan pengoptimalannya. Keberadaanya sudah dikenal khalayak luas dan tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan lokal maupun domestik. Jadi ketiga tempat wisata ini adalah harus lebih ditingkatkan dan dikembangkan lagi dalam perawatan dan pembangunan fasilitasnya.
Bendungan Gerak sebagai tempat rekreasi baru kota Bojonegoro dan beberapa tempat lain yang belum tergarap secara maksimal harus lebih di tingkatkan lagi, ini agar warga Bojonegoro tak perlu keluar kota untuk sekedar menikmati liburan. Selain itu masyarakat sekitar lokasi wisata akan diuntungkan terlebih bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bojonegoro.
Peningkatan potensi lokal Bojonegoro selain dari bidang Minyak, Menyok dan Munyuknya juga harus diimbangi dengan peningkatan mutu sumber daya manusianya. Sebab keterlibatan SDM lokal Bojonegoro dalam pengembangan potensi lokal sumber daya alam ini akan menjadi perpaduan yang kuat menuju Bojonegoro menjadi lumbung pangan dan energi nasional. Di usianya ke 336, semoga Bojonegoro terus berbenah dan tidak pernah berhenti berkarya megangkat potensi lokal yang memang patut kita banggakan, agar impian Bojonegoro sebagai lumbung pangan dan energi nasional dapat kita wujudkan.